Oleh : Fadli Dason (Peneliti dan Ketua Divisi Hukum Profetik Institute)
Upos.id, Fenomena terpilihnya pasangan Delis-Djira sebagai kepala daerah tanpa melibatkan praktek money politic merupakan angin segar bagi demokrasi di Indonesia. Dalam iklim politik yang sering kali tercemar oleh tradisi politik transaksional, keberhasilan ini menunjukkan bahwa pemimpin yang mengandalkan integritas, program nyata, dan kedekatan dengan rakyat dapat memenangkan hati pemilih.
Politik Tanpa Uang: Langkah Menuju Perubahan Money politic sering kali menjadi strategi instan untuk meraih suara, tetapi praktik ini merusak esensi demokrasi dan menciptakan siklus pemimpin yang hanya fokus pada balik modal, bukan pelayanan publik. Delis-Djira, dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai moral dan keberpihakan pada masyarakat, membuktikan bahwa kepercayaan rakyat lebih berharga daripada uang.
Kepercayaan Publik pada Visi dan Misi Keberhasilan mereka juga mencerminkan bahwa masyarakat kini mulai melek politik. Pemilih tidak lagi sekadar melihat manfaat jangka pendek seperti uang atau sembako, tetapi lebih menilai program kerja yang ditawarkan. Pemimpin seperti Delis-Djira memberikan bukti bahwa kampanye berbasis ide, gagasan, dan program nyata dapat menjadi daya tarik yang kuat di mata masyarakat.
Harapan bagi Demokrasi di Indonesia Kesuksesan ini menjadi sinyal harapan bahwa politik yang bersih bukanlah utopia. Dengan kepemimpinan yang berintegritas, konsisten, dan transparan, pemimpin seperti Delis-Djira bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Jika contoh ini diterapkan secara luas, kita dapat melihat transformasi budaya politik Indonesia menuju demokrasi yang sehat, kompetitif, dan adil.
Dengan jejak yang mereka tinggalkan, ada harapan bahwa politik Indonesia bisa menjadi lebih bersih, dan rakyat akan semakin percaya pada demokrasi. Kemenangan Delis-Djira adalah kemenangan nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi dasar politik di negeri ini.