Opini Oleh:Ahmad Afif (Mahasiswa FISIP Universitas Hasanuddin)
Upos.id Makassar (27 Juli 2024)- Pilgub sulsel 2024 menuai banyak kontroversial, isu yang beredar dimana hanya akan diikuti oleh 1 pasangan kandidat yang artinya akan melawan kotak kosong. Pasalnya bakal calon pasangan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi sejauh ini sudah mengantongi beberapa rekomendasi partai politik. Kendati seperti itu bakal calon lainnya juga tetap optimis dengan kekuatannya untuk maju dalam kontestasi pilgub sulsel 2024 yang beberapa bulan lagi akan dilaksanakan.
Kekuatan besar gabungan beberapa parpol yang menyatakan sinyal-sinyal dukungannya kepada ANDALAN-HATI (tagline dari pasangan bakal calon Andi sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi) membuat beberapa bakal calon Gubernur lainnya perlu waspada akan terjadinya kotak kosong di Pilgub sulsel mendatang.
Walaupun hanya sebatas isu, kotak kosong ini memberikan kesan penjegalan terhadap Bacalon lainnya. Jauh sebelum isu ini beredar partai Golkar memberikan surat tugas kepada 4 Kadernya yakni Taufan Pawe, Adnan Purichta Ihsan, Indah, dan Ilham Arif sirajuddin, untuk maju dalam kontestasi Pilgub 2024. Begitupun dengan PDIP yang memberikan surat tugas kepada Dany Pomanto. Dan yang paling kontroversial adalah ketua DPD partai Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras yang sebelumnya mendapat perintah lewat tulisan tangan Prabowo Subianto secara langsung untuk bertarung dalam Pilgub Sulsel 2024. Kendati seperti itu belakangan ini 3 besar Partai pemenang Pileg di Sulsel yakni NasDem, Golkar, dan Gerindra isunya akan mengusung Bacalon pasangan ANDALAN-HATI. Hal ini membuat banyak masyarakat bertanya tanya “kenapa semua partai mengarahkan dukungannya kepada ANDALAN-HATI, apakah tidak ada kader internal yang dianggap mampu untuk bersaing ? “.
Hal ini juga membuat perspektif masyarakat terhadap partai politik menjadi menurun terlebih yang beranggapan bahwa tiket partai itu bisa ditukarkan dengan nominal angka. Miris sekali ketika isu kotak kosong ini benar benar terjadi karena sama saja sulsel dianggap kekurangan figur yang potensial untuk memimpin.
Kami sebagai penulis berharap, banyak mata yang terbuka untuk melihat isu ini sebagai hal yang perlu diperhatikan khalayak luas agar kontestasi politik di Pilgub SulSel dapat selektif untuk menghasilkan pemimpin yang bermutu memimpin sulsel 5 tahun mendatang dan semoga isu ini hanya sebatas wacana saja.