PolitikDirektur Profetik Institut dan Polinet Duet Bahas Catatan Kritis Pesta Politik 2024

Direktur Profetik Institut dan Polinet Duet Bahas Catatan Kritis Pesta Politik 2024

MataKita.co, Makassar – Setelah setahun penuh disibukkan dengan aktivitas politik yang menguras tenaga dan pikiran, berbagai pihak kini berada pada titik refleksi terkait dinamika politik yang berlangsung sepanjang tahun 2024. Pada Selasa, 6 Februari 2025, di Rumah Setia Coffee, diskusi bertajuk Refleksi Tahun Politik 2024 mempertemukan dua pakar politik penting di Sulsel yakni, Rizal, Direktur Polinet, dan Asratillah, Direktur Profetik Institute.

Acara ini mencermati perjalanan politik Indonesia sepanjang tahun 2024, baik dalam konteks pilkada maupun perilaku politik secara umum. Para peserta diskusi mengingatkan kembali pada tantangan yang dihadapi oleh seluruh elemen politik, mulai dari kompetitor politik, tim sukses, koalisi partai, relawan, hingga loyalis di akar rumput.

Evaluasi Sikap Politik Pasca-Pilkada

Rizal menilai, pasca-pilkada, banyak pihak yang hanya fokus pada evaluasi anggaran politik, namun sangat sedikit yang melakukan refleksi terhadap perilaku dan sikap politik yang muncul, baik dari pihak kompetitor maupun pemilih. Menurutnya, ini merupakan titik kelemahan yang perlu diperbaiki dalam sistem politik Indonesia. “Evaluasi anggaran politik sering menjadi sorotan, tetapi evaluasi terkait sikap-sikap politik terhadap pemilih dan tim sukses sering kali terabaikan,” ungkap Rizal.

Lebih lanjut, Rizal mengungkapkan temuan menarik mengenai karakter masyarakat Indonesia terhadap praktik money politics yang terjadi di berbagai daerah selama Pilkada 2024. “Bukan sekadar jumlah uang yang diberikan, tetapi karakter masyarakat yang memang gemar menerima atau diberi sesuatu,” katanya. 

Pentingnya Perbaikan Kultur Politik

Sementara itu, Asratillah dari Profetik Institute mengusulkan perbaikan format kultur politik yang ada di Indonesia. Menurutnya, kultur politik yang selama ini berkembang di Indonesia terlalu pragmatis, dan lebih sering berfokus pada keuntungan sesaat daripada pada kebijakan jangka panjang. 

“Kultur politik yang tepat adalah yang berfokus pada tawaran program dan kebijakan yang jelas dari pasangan calon,” kata Asratillah.

Asratillah juga menekankan pentingnya menyehatkan partai politik sebagai bagian dari upaya reformasi politik yang lebih luas. 

Sebagai organ yang diamanatkan dalam undang-undang untuk melakukan rekrutmen dan pendidikan politik, partai politik memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk kualitas politik Indonesia. 

“Partai politik harus menjadi tempat rekrutmen dan pendidikan politik dalam rangka menyiapkan kader-kader yang siap dengan kebijakan dan prinsip politik yang berpihak pada rakyat,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[tds_leads input_placeholder="Your email address" btn_horiz_align="content-horiz-center" pp_msg="SSd2ZSUyMHJlYWQlMjBhbmQlMjBhY2NlcHQlMjB0aGUlMjAlM0NhJTIwaHJlZiUzRCUyMiUyMyUyMiUzRVByaXZhY3klMjBQb2xpY3klM0MlMkZhJTNFLg==" pp_checkbox="yes" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLXRvcCI6IjMwIiwibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tdG9wIjoiMjAiLCJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMjAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" display="column" gap="eyJhbGwiOiIyMCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTAifQ==" f_msg_font_family="702" f_input_font_family="702" f_btn_font_family="702" f_pp_font_family="789" f_pp_font_size="eyJhbGwiOiIxNCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTIifQ==" f_btn_font_spacing="1" f_btn_font_weight="600" f_btn_font_size="eyJhbGwiOiIxNiIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxMyJ9" f_btn_font_transform="uppercase" btn_text="Subscribe Today" btn_bg="#000000" btn_padd="eyJhbGwiOiIxOCIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxNCJ9" input_padd="eyJhbGwiOiIxNSIsImxhbmRzY2FwZSI6IjEyIiwicG9ydHJhaXQiOiIxMCJ9" pp_check_color_a="#000000" f_pp_font_weight="500" pp_check_square="#000000" msg_composer="" pp_check_color="rgba(0,0,0,0.56)"]

Berita terkait

Berita Terbaru