Upos.id, Takalar- Wujud kepdulian kepada sesama dua tokoh asal Minangkabau, Duo Datuak Niniak Mamak, yaitu Dt. Toembijo dan Dt. Mangkuto Alam, menggelar acara Tasyakuran Buka Puasa Sunnah Nazar bersama Anak Panti Asuhan An-Nur Rahman di Dusun Timporongan, Desa Lengkese, Kabupaten Takalar pada ahad (20/01/2025).
Acara tersebut berlangsung meriah dan penuh makna, mempererat tali silaturahmi antara berbagai elemen masyarakat.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan, termasuk Pj. Bupati Takalar, Dr. H. Muhammad Hasbi, S.STP., M.SP., S.I.Kom, yang didampingi sepuluh kepala dinas Pemkab Takalar, serta Kajari Takalar, Tenriawaru, S.H., M.H., beserta rombongan, kehadiran mereka menambah semarak acara yang penuh kebersamaan ini.
Dalam kesempatan tersebut, H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembijo yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, bersama Dt. Mangkuto Alam, seorang profesional IT di bidang Hotel & Restaurant, turut mengundang sejumlah tokoh penting.
Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembijo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kepada anak-anak kita di panti asuhan.
“Acara Tasyakuran Buka Puasa Sunnah Nazar bersama Anak Panti Asuhan An-Nur Rahman menjadi momentum wujud kepedulian kepada sesama. Kehadiran kita bersama merupakan keberpihakan dan bentuk nyata kepedulian kepada anak-anak kita yang berada di panti asuhan. Semoga dengan kehadiran kita semua dapat menjadi semangat dan membuat kebahagiaan bagi anak-anak kita.” Jelasnya.
Selanjutnya Dt. Toembijo juga menginagtkan bahwa ini merupakan bentuk kewajiban seorang muslim.
“Panti asuhan mempunyai peran penting, khususnya bagi anak-anak yang tidak memiliki orang tua, anak kurang mampu, anak terlantar. Kontribusi kita saat ini merupakan pelaksanaan kewajiban sebagai seorang muslim“, jelas H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., yang juga Asdatun Kejati Sulsel ini.
Mereka juga mengundang H. Ir. Akmal Mustafha, Ketua Ikatan Keluarga Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan (IKM Sapayuang), serta Sauki Mangkuto Sutan, Ketua Presidium Ikatan Saudagar Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan (IKASMIN-SS) beserta para anggota kabinetnya.
Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi oleh Bripda Rachmat Eriyand Afrizal, dilanjutkan dengan tausiah agama yang disampaikan oleh Ustadz H. Maulana Sati, S.Ag., M.Ag., yang merupakan seorang ustadz kondang dari IKM Sapayuang Sulawesi Selatan.
Tausiah tersebut mengandung pesan-pesan mendalam yang menyentuh hati semua yang hadir.
Dalam prosesi penyambutan, terlihat perpaduan budaya yang mengesankan, yaitu tradisi Angngaru khas Bugis-Makassar dan Siriah Carano dari adat Minangkabau.
Perpaduan ini mencerminkan harmoni dalam keberagaman budaya antara dua imperium besar tersebut, memberikan sambutan yang penuh kehormatan kepada Pj. Bupati Takalar dan Kajari Takalar. Siriah Carano disampaikan oleh Dt. Mangkuto Alam, yang merupakan salah satu menantu dari keluarga besar Karaeng Lengkese dan diberi paddaengang Deang Serang.
Setelah adzan maghrib berkumandang, para tamu undangan berbuka puasa dengan hidangan khas Minangkabau, seperti Cancang Kambiang (kari kambing), Samba Lado Tanak (sambal khas Minangkabau), Anyang (urap), dan berbagai menu khas lainnya. Hidangan tersebut menambah kehangatan suasana yang telah tercipta sepanjang acara.
Acara ini juga dihadiri oleh keluarga besar Karaeng Lengkese, yang menciptakan suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Kehangatan yang tercipta di antara para tamu undangan, serta nilai-nilai budaya yang diusung, meninggalkan kesan mendalam bagi semua pihak yang hadir, mempererat hubungan antara berbagai suku dan budaya.
Selain itu, berbagai karangan bunga ucapan selamat juga menghiasi halaman rumah, di antaranya dari Bupati Tanah Datar Eka Putra, S.E., M.M., Asdatun Kejati Sulsel H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembijo, Deputi Bank Indonesia Sulsel Ricky Satria, COO Kalla Kars H. Ferry Irawan, dan dari Ikatan Saudagar Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan.
Tasyakuran ini berjalan dengan khidmat dan menjadi simbol kerukunan serta keharmonisan. Acara tersebut tidak hanya mempererat hubungan antara masyarakat Minangkabau dan Bugis-Makassar, tetapi juga menjalin silaturahmi lintas budaya dan generasi, meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua yang hadir.