Foto: Direktur Rumah Saraung, Firdaus AR bersama empat seniman residensi MB Pangkep, Gandhi Eka, Arman Pio, Ais Nurbiyah dan Husain Abdullah pada pembukaan Makassar Biennale chapter Pangkajene Kepulauan, Minggu (1/10/2023) malam.
PANGKEP —Memasuki hari kedua pergelaran Makassar Biennale (MB 2023) di Pangkep, sejumlah kegiatan digelar. Diantaranya wicara seniman yang menampilkan Gandhi Eka, Komikus asal Bandung, dan Husain Abdullah yang merupakan seniman grafitty atau mural.
Ghandi Eka berbagi informasi sekaitan proses residensi yang dilakukan selama berada di Pangkep lewat wicara seniman yang digelar di Rumah Informasi Belae, pada Minggu (2/10) sore.
Tamasya purbakala dan rock art yang dituangkan dalam dua model pengariyaan (komik dan drawing) oleh mahasiswa pasca sarjana seni rupa di Institute Teknologi Bandung (ITB) itu, berkisah tentang gua-gua di kawasan karts Pangkep, khususnya yang berada di kampung Belae, Minasatene.
“Keberadaan gambar bercerita (komik) yang menempel pada dinding-dinding gua di kawasan karts kampung Belae membuat saya merinding, karena itu dilakukan 40 ribuan tahun yang lalu,” kata Gandhi.
Kunjungannya ke puluhan leang atau gua-gua di kawasan karts kemudian dituangkan kedalam bentuk karya (komik), sepenuhnya diakui Gandhi inspirasi karya-karyanya bersumber dari gambar yang menempel di dinding-dinding gua karts, dan aktifitas keseharian warga di kampung Belae.
Lebih lanjut pria kelahiran Malang Jawa Timur itu menjelaskan bahwa karya-karyanya dipersembahkan khusus untuk anak-anak, dan warga masyarakat setempat.
“Segmen karya kami secara spesifik ditujukan untuk anak-anak dan masyarakat di kawasan karts. Karena yang bisa meneruskan ini dan paling muda menyerap informasi adalah anak-anak dan warga lokal di Belae sendiri,” katanya.
“Saya rasa anak-anak disini menjadi sasaran yang tepat, komik menjadi salah satu media pembelajaran yang menyenangkan dan tepat sasaran saya pikir,” Gandhi Eka menambahkan.
“Literasi soal karts untuk anak-anak SD 49 Belae dan 59 Rea menjadi penting dan sangat guna. Terkait apa yang dilakukan MB dan Rumah Saraung kepada warga disini bisa menjadi semacam pagar sosial atau pelindung bagi lestarinya kawasan karts.” Tutup Gandhi.
Di sesi Suara Seniman (wicara seniman) lainnya. Husain Abdullah seniman residensi Makassar Biennale Pangkep yang merupakan seniman mural (grafitty) juga memaparkan hasil pengalamannya selama beresidensi di kampung halamannya Pangkep.
Chenk sapaan akrab Husain Abdullah menuturkan bahwa seni jalanan atau street art lebih khusus untuk mural (grafitty) ini menjadi salah satu media yang bisa efektif dalam upaya meliterasikan issu tentang air yang sedang menguat di Pangkep.
“Apa yang saya lihat dan rasakan, mewakili juga apa yang dialami masyarakat Pangkep (sekaitan issu air ini),” katanya.
“Tiga spot karya kami menjelaskan itu,” tandasnya.
Lebih lanjut pria asal kampung Jagong kecamatan Pangkajene itu menjelaskan bahwa karyanya di tiap-tiap spot merupakan respons terhadap tiga objek lokasi yang menjadi lokus dalam penelitian buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut.
“Ini respons atas buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut yang dikerjakan oleh Tim MB Pangkep 2023,” tutup Chenk.
Makassar Biennale chapter Pangkep sendiri sudah dimulai sejak 1 Oktober 2023, dan akan berlangsung hingga 16 Oktober mendatang. Opening ajang seni rupa berskala internasional dua tahunan tersebut di buka pada Minggu (1/10) malam oleh Direktur Makassar Biennale Anwar Jimpe Rachman, bersama F Daus AR, Direktur Rumah Saraung.
Dihadiri tim MB 3 kota (Pangkep, Makassar, Pare-pare), dan komunitas lokal Pangkep yang hadir dari perwakilan mahasiswa, okp, pegiat literasi-budaya, serta seluruh undangan yang hadir.