Maluku, Upos.id — Dalam upaya membumikan semangat pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Pelaksana Tugas (Plt) Camat Bula, Fitria Kilbaren, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghidupkan budaya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Seruan ini bukan hanya bentuk respons terhadap tantangan lokal, tetapi juga merupakan kontribusi nyata terhadap visi besar daerah yang dicetuskan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) SBT dengan menciptakan masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, dan berbudi luhur.
Ajakan tersebut disampaikan Fitria saat menghadiri kegiatan reses Anggota DPRD SBT, Daud Rumakabis, yang dirangkaikan dengan silaturahmi bersama Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri, dan masyarakat Kecamatan Bula serta Teluk Waru, di Desa Administratif Tansi Ambon, Rabu (9/4/2025).
Di hadapan ratusan masyarakat yang hadir, Fitria Kilbaren menegaskan bahwa pembangunan sejati tak hanya ditandai oleh berdirinya infrastruktur fisik, tetapi juga oleh terbangunnya kesadaran kolektif untuk hidup sehat dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mulai membiasakan diri hidup sehat. Mari kita saling mendukung dan berkoordinasi, dari bawah ke atas maupun sebaliknya, untuk membangun dan memajukan Kecamatan Bula khususnya, dan Kabupaten SBT secara umum,” seru Fitria dalam sambutannya.
Birokrat muda perawakan Teluk Waru itu menekankan bahwa sinergi antara masyarakat dan pemerintah adalah pilar utama pembangunan yang inklusif. Menurut Kilbaren, jika setiap individu merasa memiliki tanggung jawab atas lingkungan, maka tantangan-tantangan besar seperti banjir, penyakit, hingga degradasi sosial bisa diminimalkan.
Fitria juga menggarisbawahi bahwa komitmen ini selaras dengan visi kepemimpinan Bupati Fachri Husni Alkatiri dan Wakil Bupati Muh. Miftah Thoha Rumarey Wattimena yang mengusung program “Gerak Cepat Mewujudkan SBT Sehat, SBT Cerdas, SBT Sejahtera, dan SBT Berbudi Luhur.”
Dalam kesempatan yang sama, Fitria mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena cuaca ekstrem yang belakangan ini melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Bula. Daerah seperti Negeri Administratif Kampung Gorom dan Negeri Administratif Lemumir, kata dia, menjadi contoh nyata dampak buruk dari sistem drainase yang tersumbat, yang sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah sembarangan.
“Pembangunan itu bukan hanya infrastruktur. Yang lebih penting adalah pembangunan manusianya. Hidup sehat dan lingkungan bersih adalah kunci tercapainya masyarakat yang produktif dan sejahtera,” ujar Fitria, yang dikenal dekat dengan masyarakat.
Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, Fitria berharap semangat gotong royong dan kesadaran ekologis dapat tumbuh dari rumah tangga, menyebar ke RT dan RW, hingga menjadi budaya kolektif Kecamatan Bula.
“Mari kita jaga lingkungan kita bersama. Buanglah sampah pada tempatnya agar ketika hujan turun, saluran air tetap lancar dan tidak menyebabkan banjir. Kita berharap desa-desa lain di Kota Bula tidak ikut terdampak bencana,” tutupnya dengan penuh harap.***Redaksi