MAKASSAR,UPOS.ID– Kelana artspace berkolaborasi dengan Festival Ramadan Progresif mengadakan silaturahmi seniman Makassar di museum kota Makassa, Kamis (28/4).
Silaturahmi Seniman Makassar ini menjadi rangakaian penutup Festival Ramadan Progresif yang digelar sejak 4 hari lalu. Menurut Ketua Kelana Artspace pihaknya berinsiatif menjadi inisiator bagi si silaturahmi ini selain bahwa momen Ramadan untuk saling bersilaturahmi juga banyak hal menyangkut kesenian kaitannya dengan dinas Kebudayaan yang perlu untuk dibicarakan.
“Mumpung di bulan ramadan, mumpung kita berkegiatan di museum kota yang menjadi tempat dinas kebudayaan sekalian kita bersilaturahmi teman-teman Seniman sekalian mendiskusikan bagaimana mencari sinergisitas antara masyarakat kesenian dan pemerintah,” ujar Ashabul Kaffi, ketua Kelana Artspace.
Kepala Dinas Kebudayaan, Andi Herfida Attas mengungkapkan, pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan yang dipimpinnya membuka ruang kolaborasi yang seluas-luasnya kepada seniman dan kelompok seni di Makassar.
Bahkan menurut Andi Herfida, pihaknya berharap ada diskusi-diskusi berkelanjutan yang digelar setidaknya sebulan sekali, dengan berbagai tema.
“Kita buka ruang seluas-luasnya yang penting dikomunikasikan baik tanpa saling bersitegang urat leher. Kalau perlu kita bikin diskusi ya setidaknya sebulan sekali dengan berbagai tema. Tidak perlu lama bisa sejam dua jam sambil ngopi di halaman museum kota ini siapa tahu ada ide-ide yang bisa kita bahas bersama-sama,” ungkap Herfida.
Ia mengungkapkan bahwa Dinas Kebudayaan saat ini berjalan dengan segala keterbatasan tapi terus menunjukan kinerja yang baik seperti pelaksanaan bulan kebudayaan yang diklaim sebagai satu-satunya yang dibuat di Indonesia.
“Seniman bisa ikut terlibat misalnya dalam program hari kebudayaan dan bulan budaya dan program wali kota dengan menciptakan 20 lorong budaya serta program destinasi wisata budaya yang akan dibuat dalam bentuk koridor kota tua,” papar Andi Herfida.
Pada sesi dialog beberapa seniman turut menanggapi keinginan dinas kebudayaan untuk membuka ruang komunikasi yang luas. Andri Prakarsa salah satu pekerja seni yang mengkurasi beberapa event kesenian di Makassar mengingatkan kembali proses awal dalam mengawal terbentuknya dinas kebudayaan.
“Niatannya dinas kebudayaan yang selama ini menjadi subordinat dari Dinas lainnya bisa menjadi dinas tersendiri mengingat kebudayaan menjadi elemen sangat fundamental bagi masyarakat juga mengantisipasi dibentuknya undang-undang pemajuan kebudayaan kala itu. Peluangnya terbuka karena saat itu terjadi pembenahan OPD (organisasi perangkat daerah),” ungkap mantan ketua Sanggar Merah Putih ini.
Andri juga mengingatkan pentingnya membuka ruang-ruang komunikasi yang lebih terbuka untuk menghadirkan banyak pikiran-pikiran yang bisa menyumbangkan gagasan bagi pertumbuhan Kesenian kita
Salah satu perupa di kota Makassar, Rijal mengungkapkan ruang komunikasi dan kolbarasi seniman dan dinas kebudayaan bisa dimulai dengan merespon apa yang ditawarkan dinas kebudayaan tentang Dialog setiap bulannya.
Sementara pekerja seni kampus yang juga hadir dalam silaturahmi mengungkapan hal lebih kongkrit tentang pola-pola kerjasama yang bisa dilakukan antara pekerja seni kampus dan dinas.
Diakhir dialog Andi Herfida mengharapkan untuk senantiasa memberikan input dan berkomunikasi agar tak terjadi miskomunikasi dan ia juga berharap para seniman menjaga kebersamaan untuk tidak menciptakan iklim persaingan yang tidak sehat.
Dialog Seniman Makassar dimoderatori Irwan. AR selaku direktur Festival dan bagian masyakarat seni kota Makassar, dihadiri beberapa seniman seperti Anzhul dan Oci sebagai perupa Makassar, Seniman dari kampus Alief Anggara, Muhajir dan Jabbar serta Fajar Rassang, dan panitia Pekan Karya Mahasiswa Makassar (PKM) beserta pekerja seni kampus lainnya.