MAKASSAR — Kala Teater kembali melakukan Proyek Kota dalam Teater [City in Theatre Project] sebuah proyek pembacaan by isu-isu kota melalui riset terhadap warga kota yang dikerjakan Kala Teater sejak tahun 2015 hingga 2025.
Tahun ini Kala Teater menggunakan pendekatan seni performans dalam menyatakan hasil riset yang dilakukan. Proyek Kota dalam Teater 2022 ini mengangkat tema “yang tidak Terhubung: Warga dan Kota”, Sabtu dan Minggu,(5-6/11). Performans akan merespon 3 ruang publik di kota makass dengan 4 pertunjukan.
Performans dimulai Sabtu, 5 November 2022, performans dengan judul “Yang Kian Ditinggalkan” oleh Mega Herdiyanti akan dilaksanakan pada pukul 10.00 di Terminal Mallengkeri. Setelah itu dilanjutkan performans dengan judul “Halang Jalan” oleh Sabri Sahafuddin pada pukul 14.00 di jalan A.P Pettarani hingga jalan Urip Sumoharjo. Pada Minggu, 6 November 2022 performans akan dilaksanakan di Taman Macan yaitu, “Perempuan Bangunan” oleh Nurul Inayah pada pukul 10.00 dan “Belanja Citra” oleh Dwi Lestari Johan pada pukul 14.00.
Keempat pertunjukan di 3 ruang publik tersebut menggunakan pendekatan seni performans dalam menyatakan hasil riset yang dilakukan. Proyek Kota dalam Teater 2022 diawali dengan melaksanakan Laboratorium yaitu program belajar bersama perihal isu-isu kota melalui perspektif warga dan fokus menelisik seni performans melalui studi karya performans, diskusi, riset tematik dan artistik, workshop, latihan, dan presentasi karya-sedang-tumbuh. Laboratorium dilaksanakan sejak April hingga Oktober 2022.
Temuan yang muncul saat melakukan laboratorium bersama mengenai isu-isu kota adalah adanya kebutuhan warga kota yang tidak terhubung dengan kota yang didiaminya. Atau pembangunan kota yang tidak terhubung dengan kebutuhan warga. Terjadinya pergeseran identitas Kota Makassar akibat pembangunan tanpa menimbang kebutuhan warga, kontestasi di ruang-ruang kota, persoalan lingkungan dan ruang terbuka hijau, dan tradisi yang tidak lagi relevan tehadap warganya.
“Proyek Kota dalam Teater 2022 diawali dengan melaksanakan Laboratorium yaitu program belajar bersama perihal isu-isu kota melalui perspektif warga dan fokus menelisik seni performans melalui studi karya performans, diskusi, riset tematik dan artistik, workshop, latihan, dan presentasi karya-sedang-tumbuh. Laboratorium dilaksanakan sejak April hingga Oktober 2022,” ungkap Sukarno Hatta, lewat rilisnya.
Kala Teater telah melakukan 8 riset dengan topik, yakni Kemacetan Lalu Lintas dan Kriminalitas di Jalan Raya, Sampah, Banjir, Peningkatan Jumlah Orang Bunuh Diri, Peningkatan Jumlah Orang Gila, Reklamasi Pantai Losari, Pengalaman Traumatik Perempuan, dan terakhir di masa pandemi melakukan riset tentang Fenomena Ketubuhan Warga Makassar di Masa Pandemi.
Kala Teater didirikan di Makassar pada Februari 2006. Kala Teater berupaya mencapai visinya, yakni mengasah kepekaan antar-manusia melalui program penciptaan seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin seni, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya. Kala Teater merupakan sebuah inisiatif untuk memperkaya pemikiran dan karya di lanskap kebudayaan kontemporer dengan menggunakan perspektif kearifan lokal.
Kala Teater berupaya menciptakan ekosistem kesenian yang inklusif dan setara melalui intervensi isu jender, ketubuhan, kota, dan sosial. Diharapkan dari berbagai intervensi tersebut mampu mendorong kesadaran kolektif masyarakat atas situasi yang terjadi di sekitarnya.
“Kota dalam Teater dilaksanakan di ruang publik sebagai upaya mendekatkan warga pada seni dan isu di kotanya. Rangkaian Proyek Kota dalam Teater masih akan terus berlangsung selama bulan November dengan pertunjukan teater,” ujar Shinta Febriany, sutradara Kala Teater.
Proyek Kota dalam Teater ini didukung oleh Dana Indonesiana. Untuk informasi lebih lengkap mengenai Proyek Kota dalam Teater dapat dilihat di media sosial Kala Teater: Instagram @kalateater, Facebook dengan akun Kala Teater dan Instagram kampanye @kisahpostpartum.(#)