Maluku, Upos.id – Langit dini hari di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) masih gelap saat suara “Sahur! Sahur!” menggema di sudut-sudut kota. Anak-anak muda dengan ember dan alat musik seadanya berkeliling membangunkan warga. Di antara mereka, tampak sosok-sosok berseragam biru dongker yang tak biasa. Bukan preman atau sekadar petugas keamanan mereka adalah polisi yang memilih turun langsung ke masyarakat, membawa senyum dan kedamaian di bulan suci Ramadan.
Ramadan kali ini terasa berbeda. Kehangatan tidak hanya datang dari dapur-dapur yang menyiapkan hidangan berbuka, tetapi juga dari kehadiran polisi yang lebih dari sekadar aparat penegak hukum. Mereka menjadi bagian dari kehidupan warga, hadir dengan kepedulian, bukan sekadar tugas rutin.
Patroli Sahur: Lebih dari Sekadar Keamanan
Bagi Abdul Rumadaul, seorang warga Kota Bula, kebersamaan polisi dan masyarakat di bulan Ramadan adalah pemandangan yang menyentuh hati.
“Mereka bukan hanya berpatroli seperti biasanya, tetapi benar-benar ikut merasakan Ramadan bersama kami,” ujarnya dengan mata berbinar.
Pagi itu, selepas Subuh di Masjid Polres Bula, Abdul menyaksikan sesuatu yang jarang terjadi. Beberapa anggota kepolisian duduk bersila bersama jamaah lainnya, berbincang santai tentang keamanan lingkungan, menyelipkan canda dan tawa.
“Biasanya polisi terlihat tegas dan kaku. Tapi sekarang saya melihat sisi lain mereka. Mereka bisa jadi teman, bahkan saudara,” tambahnya.
Tidak hanya menjaga keamanan, polisi juga ikut serta dalam tradisi membangunkan sahur. AKP Donald Parinussa, Kasat Lantas Polres SBT, menegaskan bahwa patroli sahur bukan hanya untuk menekan angka kriminalitas, tetapi juga untuk membangun kedekatan dengan masyarakat.
“Kami ingin warga merasa nyaman beribadah tanpa khawatir akan gangguan keamanan. Kami hadir sebagai mitra, bukan hanya sebagai petugas hukum,” kata Donald.
Selama patroli, para polisi tidak ragu ikut menyapa warga yang masih terjaga, bahkan ada yang diajak singgah menikmati teh hangat. Momen-momen kecil inilah yang memperkuat hubungan antara kepolisian dan masyarakat.
Berkah di Jalan: Takjil dan Senyuman untuk Semua
Ketika matahari mulai condong ke barat, suasana Kota Bula berubah. Jalanan dipenuhi kendaraan, orang-orang bergegas pulang untuk berbuka. Di tepi jalan, sekelompok polisi berdiri dengan senyum ramah. Di tangan mereka, ratusan bungkus takjil siap dibagikan.
Dari pengendara motor hingga pejalan kaki, semua mendapatkan bagian. “Alhamdulillah, ini sangat membantu,” ujar seorang pengendara yang menerima paket takjil. “Kadang kita tidak sempat membeli makanan untuk berbuka di jalan. Ini jadi berkah tersendiri.”
Selain takjil, kepolisian juga menyalurkan bantuan sosial berupa sembako kepada warga kurang mampu. Polisi yang selama ini dikenal dengan citra tegas dan disiplin, kini menjadi sosok yang membawa kebahagiaan bagi masyarakat kecil.
Safari Ramadan: Ketika Polisi dan Masyarakat Duduk Bersama
Selain berbagi makanan, Polres SBT juga menggelar Safari Ramadan. Program ini membawa polisi ke masjid-masjid untuk beribadah dan berdialog dengan masyarakat.
Ipda M. Ali Kelian, KBO Sat Binmas Polres SBT, menjelaskan bahwa Safari Ramadan bertujuan mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Polri bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari masyarakat. Kami ingin mendengar langsung keluhan dan harapan warga,” katanya.
Di setiap kunjungan, mereka tidak hanya sholat berjamaah, tetapi juga berbincang tentang keamanan lingkungan. Warga diberi kesempatan menyampaikan keluhan langsung kepada polisi, menciptakan dialog yang selama ini jarang terjadi.
Pergantian Pemimpin, Semangat Baru
Di tengah semangat Ramadan, Polres SBT juga mengalami pergantian kepemimpinan. AKBP Alhajat resmi menggantikan AKBP Agus Joko Nugroho sebagai Kapolres SBT.
AKBP Agus Joko Nugroho, yang kini menjabat sebagai Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Maluku, telah meninggalkan jejak kenangan manis bagi masyarakat. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu hadir di tengah mereka.
“Saya percaya, di mana pun saya bertugas, saya harus tetap berkarya untuk masyarakat,” ujarnya dalam perpisahannya.
Masyarakat menyambut Kapolres baru dengan tarian adat, kalung bunga, dan harapan agar kepemimpinan yang baru tetap membawa kebaikan bagi SBT. Dalam sambutannya, AKBP Alhajat berjanji akan melanjutkan program-program yang telah berjalan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Kami akan terus menjadi polisi yang baik, tidak hanya bagi institusi Polri, tetapi juga bagi masyarakat. Hindari segala bentuk pelanggaran, karena tugas kita adalah menjaga keamanan, bukan menciptakan ketakutan,” pesannya kepada para anggotanya.
Ramadan yang Mengubah Segalanya
Ramadan kali ini memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat Seram Bagian Timur. Bahwa polisi bukan hanya penjaga ketertiban, tetapi juga bagian dari kehidupan mereka.
Dari patroli sahur hingga pembagian takjil, dari Safari Ramadan hingga bantuan sosial—semua menjadi bukti bahwa kepolisian hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk mengayomi dengan hati.
Ketika takbir kemenangan berkumandang di malam Idul Fitri, warga SBT tahu bahwa mereka tidak hanya mendapatkan keamanan selama Ramadan, tetapi juga persaudaraan yang lebih erat dengan mereka yang selama ini dikenal sebagai “penegak hukum.” Sebuah Ramadan yang bukan hanya penuh ibadah semata, tetapi juga penuh makna.***
Penulis : Baim Abdullah Rumadaul