Upos.id, Makassar – Tiga Mahasiswa Unhas kembali mengukir prestasi pada Kegiatan Pekan Riset Ilmiah Mahasiswa (Prisma) 11 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Mereka adalah Widia Sari dari Ilmu Ekonomi, Muh Chairul Sahar dari Teknik Informatika, dan Nur Fauzi Zaahirah dari Administrasi Publik.
Tim ini didampingi oleh Dosen Sosiologi FISIP Unhas, Muh. Adnan Kasogi, S.Sos, M.Si Mereka berhasil meraih Juara 3 Bidang Sosial Budaya dan Best Poster LKTIN.
Karya Tulis yang dibuat tim ini mengangkat salah satu kebudayaan Suku Bugis yaitu Pananrang. Lontara Pananrang merupakan kitab suku Bugis Makassar pada zaman dahulu, yang sesuai namanya berarti petunjuk atau penanda bagi petani sebagai acuan dalam melihat ramalan cuaca yang diukur berdasarkan fenomena atmosfer berupa gerak bulan, pasang surut air laut serta pengaruh radiasi matahari dalam melakukan kegiatan pertanian. Lontara ini disusun berdasarkan pengamatan orang dahulu terhadap kondisi bumi yang memiliki pola cuaca dan iklim sehingga dari hal tersebut disusun kalender pertanian trasdisonal, seperti waktu yang baik untuk menanam.
Muh Chairul Sahar, salah satu anggota tim menuturkan bahwa ide karya ini berangkat dari permasalahan iklim yang banyak menyebabkan gagal panen serta kondisi cuaca bumi yang sulit ditebak.
“Sehingga muncul ide untuk melakukan transformasi digital berbasis kebudayaan. Hadirlah gagasan E-Pananrang aplikasi bagi para petani sebagai petunjuk dalam melakukan pertanian sama seperti lontara Pananrang, namun karena kondisi bumi yang sudah tidak ‘beraturan’ lagi sehingga pada gagasan aplikasi menggunakan prediksi cuaca yang real-time sehingga lebih akurat dan disajikan dengan pendekatan budaya sama seperti kalender lontara pananrang” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai kendala selama mengikuti rangkaian kegiatan ia mengatakan bahwa kurangnya dana yang diberikan pihak kampus.
“Kesulitan mencari pendanaan di kampus ketika ingin berangkat ke Universitas Brawijaya untuk mengikuti tahapan grand final bahkan kami hampir batal untuk ikut kesana,” tuturnya.
Selain itu dalam menyusun Karya Tulisnya pun mengalami kesulitan karena ketiga anggota tim memiliki kesibukan masing-masing.
“Terus susun full paper KTI-nya agak susah karena waktu itu saya ada survey riset di pulau, Widia pulang kampung ke Luwu dan Uci sedang KKN di Takalar,” ujarnya.
Meskipun mengalami beberapa kendala mereka bersyukur dapat menyelesaikan KTI itu dengan tepat waktu serta lolos menjadi finalis dan meraih juara.