Soppeng, Upos.id – Tim MBKM Universitas Fajar laksanakan Forum Grup Discussion (FGD) Desain Masterplan Desa yang merupakan pengabdian masyarakat dan bentuk implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Desa Sering, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng. Rabu, (23 Juni 2022).
Tim yang berdiri terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Fajar, yang tengah melaksanakan KKN Entrepreneur di Kabupaten Soppeng.
Dalam kegiatan tersebut, mereka mengerjakan pembuatan desain masterplan kawasan desa, dan saat ini telah merampungkan Peta Batas Desa dan Dusun, Peta Jaringan Transportasi, Peta Sarana dan Prasarana Desa.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Faris Jumawan, mengatakan proyek ini mulai digagas akhir bulan Mei 2022, pada saat survey awal lokasi untuk penentuan lokasi KKN Entrepreneur Universitas Fajar.
“Saat itu setelah diskusi dengan Kepala dan Aparat Desa mengerucut pada satu program inti dan sudah lama menjadi harapan pemerintah Desa yakni perencanaan Masterplan Desa. Program Perencanaan ini disanggupi oleh Tim MBKM Universitas Fajar yang melakukan kunjungan lokasi pada saat itu,” ujar Faris sapaan akrabnya.
“Hingga awal Juli 2022, Tim MBKM mulai memasuki tahap mendesain, desain pertama masterplan tersebut kini telah selesai dan telah dipresentasikan hari ini kepada pihak Desa Sering. Tahap desain ini merupakan fokus kerja partisipatif Dosen, Mahasiswa Universitas Fajar, serta Aparat dan Masyarakat Desa Sering,” tambahnya.
Lebih jauh akademisi Arsitektur itu menyampaikan ada beberapa output berkelanjutan terhadap berbagai pihak.
“Ada banyak harapan dari dilaksanakan Pengabdian Masyarakat ini, desain yang telah dibuat diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Para mahasiswa Universitas Fajar pun mampu memperoleh pengalaman secara langsung untuk menerapkan ilmu di perkuliahan. Para mahasiswa juga mengaku akan senang apabila hasil kerja yang telah dibuat dapat direalisasikan kedepannya,” tutupnya.
Ditemui di tempat yang sama, salah satu mahasiswa yang mengikuti program tersebut, Sri Nurlaelastriani, menyebutkan kolaborasi keilmuan yang dilakukan dapat juga diterapkan di proyek-proyek lainnya kedepan.
“Tentunya dengan cara yang efektif dan efisien agar mendapatkan hasil yang berkualitas. Pihak Masyarakat desa juga sangat terbantu dengan program MBKM Pengabdian Masyarakat ini. Soalnya kan sebagai mahasiswa Arsi (Arsitektur) itu lebih perlu pengalaman, kalau presentasi depan dosen sama di depan instansi yang umum rasanya beda sekali. Jadi ada pengalaman,” pungkas Sri. (*)