Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki, kunjungi rumah produksi bersama(RPB) garam di Maccini Baji, Kecamatan Labakkang, Kamis (19/10)
Teten menyebut, pembangunan RPB garam ini bagian dari program industrialisasi, hirilisasi produk unggulan nasional, salah satunya garam. Hadirnya RPB garam bertujuan untuk peningkatan kualitas garam sehingga petani lebih sejahtera karena garam telah diolah menjadi 80persen industri dan 20persen konsumsi.
“Ini upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas produksi petani garam supaya keuntungan garam bisa dinikmati oleh masyarakat. Nantinya, RPB garam akan dikelola oleh koperasi,”ucapnya.
Pembangunan RPB menggunakan anggaran pemerintah pusat, yang dihibahkan ke pemerintah daerah. Secara nasional, dibangun delapan rumah produksi bersama sesuai potensi daerah.
Teten menyebut, garam Indonesia mayoritas impor. Garam konsumsi setahun hanya 600ribu ton. Namun garam industri yang diimpor mencapai 2,3juta ton.
“Artinya, kalau udah nanti produksi garam petani sudah bisa dipastikan kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya, sebenarnya nanti akan memengaruhi kebijakan impor garam. Jika suplai dalam negeri sudah cukup baik, garam impor bisa dikurangi sehingga garam impor tidak memukul harga garam petani. Itu harus kita perbaiki, sistem produksi garam rakyat supaya kita bisa mengatur harga,” ucapnya.
“Akan tetapi, dalam strategi mikronya kalau misalnya petani bisa mengelola garam lewat koperasi, koperasi yang mengolahnya, koperasi yang memasarkan tanpa melalui jaringan perdangan yang panjang keuntungannya bisa lebih dinikmati petani. Ini tatakelola bisnis yang kami anjurkan,”tambahnya.
Kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki, diterima Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau(MYL) didampingi ketua TP PKK dan sejumlah pimpinan OPD