(05/08/2023) UII (Universitas Islam Indonesia) mengadakan kegiatan di daerah Samigaluh, Kulon Progo, tepatnya pada desa Tetes. Terdapat 8 mahasiswa yang mengabdikan pada desa tersebut untuk satu bulan kedepan. Kegiatan ini digelar secara offline dengan mengangkat tema kebersihan lingkungan guna peduli akan kesehatan Masyarakat. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari Masyarakat salah satunya Dukuh Tetes yakni Christina Jumiati.
“Kegiatan yang dilakukan mahasiswa UII di Tetes ini sangat lah bermanfaat guna meningkatkan beberapa aspek penting dalam kemasyarakatan. Seperti hal nya dalam lingkup pertanian mulai dari pemanfaatan limbah organik dapur, sampai lingkup kesehatan bagian stunting pada anak”, ujar Christina Jumiati.
“Pemaparan yang disampaikan oleh mas Fattah pada hari sabtu sore ini memanglah sangat bermanfaat karena memang sektor masyarakat yang ada pada daerah Tetes ini sangatlah memerlukan bimbingan mengenai pengenalan pupuk organik atau pupuk yang dapat menjadikan alternatif. Semoga harapannya pelatihan membuat pupuk organik atau yang dikenalkan dengan nama eco enzyme ini dapat diaplikasikan oleh Masyarakat dengan terus menerus sehingga dapat menekan biaya pembelian pupuk”, ungkap ketua RT 045 yaitu Hariyadi.
Ahmad Fattah Asmai selaku narasumber eco enzyme mengatakan, Eco Enzyme ini dikenalkan kepada masyarakat daerah Tetes untuk mengatasi kebersihan lingkungan dan memakmurkan Masyarakat desa Tetes dengan cara mengaplikasikan eco enzyme. Hal ini dapat digunakan secara pribadi dan dapat diperjual belikan dengan harga yang cukup fantastis, karena hanya memerlukan modal utama yakni limbah organik yang berada di dapur.
Luqman Makarim menambahkan, banyak hal yang dapat di hasilkan dari pelatihan eco enzyme ini.
“Kegiatan pelatihan ini bisa menjadikan batu lompatan pertama dari kebersihan lingkungan dan ketika dilakukan secara masal akan menjadikan nilai ekonomis yang cukup tinggi, dengan mempertimbangkan beberapa hal yang harus dikembangkan mulai dari mesin alat pencacah supaya mempermudah dalam pembuatan eco enzyme tersebut,” sampainya.
Laura Angelina juga manambahkan, ada beberapa cara dalam penjualan eco enzyme mulai pemasaran, pemberian testimoni, bahkan packaging itu sendiri.
“pelatihan ini bisa lebih optimal ketika pengaplikasinya tidak hanya sampai di oce enzyme dan penggunaan secara pribadi saja, akan tetapi bisa dimulai menggunakan website, marketplace(shopee, tokopedia), dan media sosial seperti facebook dan Instagram dalam melakukan digital marketing. Mungkin dari digital marketing bisa lebih difokuskan kepada pemasaran dan packaging karena hal ini yang sangat penting. Pemasaran yang berguna untuk menghubungkan antara konsumen dan penjual, sedamgkan untuk packaging sendiri sangat diperlukan untuk menarik konsumen karena hal ini dapat menjadikan yang awal kata sampah disulap menjadi suatu hal yang besar untuk kedepannya.”