BudayaMembaca, Menggali, dan Memahami Sejarah Budaya melalui Museum Benteng Rotterdam

Membaca, Menggali, dan Memahami Sejarah Budaya melalui Museum Benteng Rotterdam

Kami, peserta DAM VI Makassar Timur Tim Andi Pettarani, melakukan kunjungan ke Museum dan Benteng Rotterdam pada pukul 10:00 WIB, tanggal 1 September 2025. Setibanya di museum, kami diarahkan oleh pemandu wisata untuk memasuki sebuah ruangan yang berisi foto-foto dan barang-barang peninggalan sejarah. Di dalam ruangan tersebut, kami menemukan banyak batu bata dengan berbagai macam ukiran dan bentuk, salah satunya memiliki bentuk yang mirip dengan bunga tulip.

kami juga melihat kutika yang merupakan alat yang digunakan oleh orang-orang terdahalu untuk menghitung hari baik dan hari buruk. Dimana seorang fishior man atau nelayan yang ingin berlaut, mengecek apa akan terjadi badai pada saat mereka melaut, ataukan tidak ada. Hal ini membuat orang orang terdahulu tidak langsung melakukan sebuah aktivitas, sebelum mereka mengecek keadaan cuaca atau kondisi di hari esok, melalui kutika tersebut. Kami juga melihat pipa terracotta atau pipa pembuangan dari benteng somba opu, tour guide kami menjelaskan bahwa kondisi pipa tersebut, masih sama dan sampai saat ini. Kami juga ditunjukkan pada batu bata yang berukuran besar itu dari kerajaan tallo. Kerjaan tallo berada di kota makassar yang berada dekat dari pelabuhan potere, yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar dikota makassar.

Kami juga melihat foto bapak karaeng patingalloa guru dari sultan hasanuddin dan dia juga adalah seorang cendekiawan, yang mana saat ia berumur 18 tahun ia sudah menguasai 20 bahasa asing, seperti china, belanda, inggris, portugal, dan lain-lain. Bapak patingalloa merupakan raja kerajaan tallo yang ke-9 sekaligus merupakan seorang perdana menteri di somba opu. Bapak patingalloa menghabiskan waktu mudanya dengan membaca banyak buku tentang bagaimana cara untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, mengatur perdagangan dan perekonomian yang baik, nama beliau juga terkenal sampai ke eropa.

Ruangan kedua yang kami masuki, berisi hal-hal yang menjelaskan tentang masa pemerintahan kolonial belanda di NKRI dengan sistem politik etis yang diterapkan oleh pemerintah Belanda. Kami juga melihat foto dari Sultan hasanuddin yang juga,memiliki nama, bapak Immalogasi dg mattawang, sekaligus merupakan raja gowa ke-16. Tour guide juga menjelaskan pada kami, mengenai perang terbesar antara kerajaan tallo dengan VOC. Sultan hasanuddin memimpin pasukan dari kerajaan gowa tallo, peperangan tersebut terjadi dalam kurung waktu tiga tahun. Selanjutnya kami melihat foto bapak kolenistelman, gubernur VOC pada saat itu. Sebelum menginjakan kota makassar, bapak kolenistelman ini pernah di asingkan di batavia, karena dia mendapati skandal dimana dirinya terlibat korupsi.

Kami juga melihat peluru meriam, hadirnya perluru meriam di kota makassar ini menjadi saksi bisu peperangan makassar. Peluru ini ditemukan oleh arkeolog melalui hasil elakafasi. Kami juga melihat peluru-peluru meriam dengan berbagai bentuk. Kami juga melihat gambar dari bapak palakka yang berperan penting dipeperangan makassar, namun sangat disayangkan ia merupakan seorang penghianat, karena ia membantu cornlis telman untuk menghancurkan benteng somba opu.

Kami juga melihat perjanjian bongayah, dimana ketika kita mendengar tentang perjanjian bongayah, berarti berakhirnya peperangan kota Makassar di tahun 1867.

Perjanjian bongayah merupakan perjanjian yang ditanda tangani di salah satu desa di kabupaten gowa, yaitu desa Bongaya. Perjanjian ini ditanda tangani oleh Sultan Hasanuddin bersama dengan Cornelis Telman

Selanjutnya Ketika kami memasuki ruangan Benteng Rotterdam yang terletak di lantai 2, kami melihat gambar berikut ini yang dilengkapi dengan penjelasannya. Gambar tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai sejarah dan artefak yang ada di dalam benteng tersebut, serta penjelasan yang mendalam tentang peran dan fungsi bangunan ini pada masa lalu. Penjelasan yang tertera membantu kami untuk lebih memahami konteks sejarah yang terkandung di dalam setiap koleksi yang dipamerkan di museum ini.

Dalam penjelasan yang ada di dalam rungan menjelaskan bahwa Sejarah Kebudayaan dan Lintas Peradaban Indonesia mengacu untuk sejarah umat manusia di Indonesia dari awal mula hingga saat ini .umat manusiadi Indonesia sejak dahulu kala sampai sekarang hadiah.Masa periode prasejarah merupakan dari yang sangat luas , yakni mulai dari awal sejarah manusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu sampai dengan masa penulisan prasasti pertama sekitar Abad hingga 5 Masehi , atau masa prasasti yupa di daerah Kutai Kalimantan Timur .Prasejarah merupakan suatu masa yang sangat luas , yang dimulai dari awal sejarah manusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu sampai dengan masa penulisan tulisan pertama sekitar Abad sampai 5 Masehi atau sekitar tahun 1000 Masehi .prasasti yupa di kutai kalimantan timur .Khusus di wilayah Sulawesi Selatan , sejarahPrasejarah berawal dari zaman Paleolitik dan berakhir pada tahun 16 Masehi .Prasejarah Ketika terkenal dengan lontara dan pengaruh Eropanya .tanggal kembali ke Paleolitik dan berakhir pada tahun 16 Masehi . Ketika terkenal dengan lontara dan pengaruh Eropanya .

Di setiap koleksi yang terdapat dalam lemari kaca, kami menemukan berbagai benda yang digunakan oleh masyarakat terdahulu. Koleksi tersebut mencakup pakaian pengantin dari berbagai suku, seperti Bugis, Toraja, Minang, China, dan India, yang menggambarkan keragaman budaya di wilayah ini.

Selanjutnya, ketika kami memasuki ruangan berikutnya, kami menemukan penjelasan mengenai bagaimana masyarakat terdahulu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di dalam lemari, terdapat Lapi’Patekke, sebuah alat yang digunakan sebagai kelengkapan angkutan hewan. Lapi’Patekke berfungsi sebagai alas punggung kuda untuk menahan beban angkutan hasil panen petani, seperti padi atau jagung, yang akan dibawa ke tempat penampungan atau Balla Assung.

Selanjutnya, kami menemukan berbagai jenis lesung, yang merupakan peralatan tradisional untuk mengolah padi menjadi beras dan tepung. Terdapat dua jenis lesung, yaitu lesung batu dan lesung kayu. Lesung batu digunakan untuk menggiling beras, jagung, dan membuat tepung untuk kue tradisional yang dikenal dengan nama Putu Pesse (Bugis). Sementara itu, lesung kayu digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras atau tepung. Peralatan pengolahan padi ini dapat ditemukan di berbagai daerah di Sulawesi.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[tds_leads input_placeholder="Your email address" btn_horiz_align="content-horiz-center" pp_msg="SSd2ZSUyMHJlYWQlMjBhbmQlMjBhY2NlcHQlMjB0aGUlMjAlM0NhJTIwaHJlZiUzRCUyMiUyMyUyMiUzRVByaXZhY3klMjBQb2xpY3klM0MlMkZhJTNFLg==" pp_checkbox="yes" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLXRvcCI6IjMwIiwibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tdG9wIjoiMjAiLCJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMjAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" display="column" gap="eyJhbGwiOiIyMCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTAifQ==" f_msg_font_family="702" f_input_font_family="702" f_btn_font_family="702" f_pp_font_family="789" f_pp_font_size="eyJhbGwiOiIxNCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTIifQ==" f_btn_font_spacing="1" f_btn_font_weight="600" f_btn_font_size="eyJhbGwiOiIxNiIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxMyJ9" f_btn_font_transform="uppercase" btn_text="Subscribe Today" btn_bg="#000000" btn_padd="eyJhbGwiOiIxOCIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxNCJ9" input_padd="eyJhbGwiOiIxNSIsImxhbmRzY2FwZSI6IjEyIiwicG9ydHJhaXQiOiIxMCJ9" pp_check_color_a="#000000" f_pp_font_weight="500" pp_check_square="#000000" msg_composer="" pp_check_color="rgba(0,0,0,0.56)"]

Berita terkait

Berita Terbaru