Penulis ; Desi Wulansari (Mahasiswa ITBM Balik Diwa Makassar)
Dalam kehidupan masyarakat pesisir setidaknya ada tiga aspek penting untuk dimaknai. Ketiga aspek ini, menyangkut aspek-aspek yang terdapat dan melekat erat dengan kebiasaan masyarakat pesisir, dan sudah menjadi ciri khas tersendiri.
Dalam dunia kemaritiman, masyarakatnya menjadi tokoh utama dalam menjalani peran dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut. Masyarakatnya harus bisa menjaga dan melestarikan kestabilan kondisi laut dan sekitarnya agar tidak rusak dan tercemar sehingga laut akan memberikan hasil alamnya yang lebih maksimal kepada penduduk sekitar. Contoh upaya terkecil yang bisa dilakukan masyarakat, misal, tidak membuang sisa sampah rumah tangga ke laut, tidak menggunakan alat tangkap yang merusak terumbu karang dan sekitarnya, dll.
Ketiga aspek penting dalam dunia maritim sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Aspek pertama yang akan dibahas adalah aspek kelautan, dimana aspek kelautan merupakan suatu hal yang berhubungan langsung dengan laut beserta kegiatan masyarakat di sekitarnya yang meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya. Kelautan menyangkut aspek tata cara atau tatanan masyarakat dalam proses pembudidayaan ikan. Jadi masyarakat maritim yang membudidayakan ikan, harus mengikuti tahapan-tahapan pemeliharaan yang benar.
Pembudidayaan ikan yang benar dimulai dari pemilihan bibit ikan yang berkualitas, sebab jika salah memilih, maka akan membuat hasil yang diperoleh nantinya tidak memuaskan. Memilih anakan ikan sangatlah penting agar kedepannya hasil panen ikan yang diperoleh menghasilkan kualitas yang bermutu. Apabila pada tahapan awal ini salah, maka tentu akan menghasilkan hasil panen yang buruk dan bahkan ikan yang dipelihara akan mati sebelum waktu panen. Tentunya hal ini akan menjadi suatu kerugian besar bagi para pembudidaya ikan. Tidak hanya rugi tenaga, akan tetapi akan rugi waktu dan materi yang dikeluarkan.
Tahap kedua, teknik pemberian pakan yang tepat, Ikan yang dipelihara tentu harus dijaga kualitas dan cara memerhatikan teknik pemberian pakannya. Teknik pemberian makan harus benar agar ikan mendapatkan nutrisi dan protein yang tepat agar ikan dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga nantinya dapat diperoleh hasil panen yang memuaskan bagi para pembudidaya ikan.
Tahap ketiga, pemeliharaan ikan dengan benar, Ikan yang telah dibudidayakan haruslah dipelihara dengan teknik yang benar pula, agar kondisi ikan tetap dalam keadaan sehat hingga waktu pemanenan tiba. Tahap keempat, pemberian vitamin pada ikan, agar kondisi ikan bisa dengan stabil dan membantu menghindari ikan dari serangan penyakit-penyakit yang bisa saja menjangkiti tubuh ikan. Tahap kelima, menjaga kolam atau empang ikan agar terhindar dari parasit yang bisa saja menjangkiti tubuh ikan dan menjadikan ikan cacat dan menurunkan kualitas penjualan ikan kedepannya.
Aspek kedua yaitu mengenai aspek maritim di wilayah pesisir, dimana maritim merupakan suatu proses perdagangan atau jual beli bagi masyarakat pesisir yang memprioritaskan hidupnya pada hasil pendapatan dari laut. Maritim menyangkut bagaimana proses perdagangan bagi masyarakat pesisir yang berioritaskan sebagai nelayan. Maritim merujuk pada suatu proses kegiatan dalam dunia perdagangan dengan hasil kelimpahan dari sumber kekayaan lautan. Pada masyarakat pesisir, perdagangan akan hasil laut yang didapatkan disebar luaskan jangkauannya, akan tetapi paling sering ditemukan di daerah pesisir pantai. Alasannya banyak warga pesisir yang melakukan proses perdagangan disekitar atau tepi laut kepada antar masyarakat pesisir lainnya, biasanya karena bertukar hasil tangkapan. Atau biasanya hasil dari tangkapan para nelayan akan diserahkan kepada orang lain yang bersedia untuk memperjualbelikan hasil tangkapan tersebut ke pasar atau daerah lain. Hasil tangkapan dari para nelayan harus segera di perdagangkan, sebab jika tidak kondisi fisik ikan akan menjadi rusak dan menurunkan harga penjualan yang berakibat merugikan para pencari ikan atau nelayan setempat. Hal ini tentunya sangatlah ditakuti oleh para nelayan.
Aspek yang ketiga adalah aspek bahari, dimana Bahari merupakan suatu persoalan mengenai budaya-budaya pada masyarakat pesisir. Bahari atau budaya masyarakat pesisir dapat dilihat dari berbagai segi aspek misalkan budaya dari bagaimana masyarakat pada daerah tersebut menangkap atau memperoleh ikan, bagaimana budaya mereka dalam menggunakan alat tangkap, budaya apa yang mereka lakukan sebelum pergi melaut, bagaimana budaya mereka dalam berorganisasi, bagaimana budaya mereka dalam melestarikan dan menjaga habitat ikan agar tidak rusak dan lain lain sebagainya. Sebab budaya dalam suatu masyarakat sangat lah diperlukan karena dengan adanya bahari (budaya) ini masyarakat akan kaya dengan budaya dan ciri khas yang mereka miliki dalam daerah tersebut. Berbeda dengan suatu masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan didalamnya, makan daerah tersebut akan dipandang enteng dan tidak dihiraukan dan berkesan membosankan.
Meninjau Negara Maritim dan Negara Kepulauan
Setelah membahas ketiga aspek penting dalam masyarakat pesisir, selanjutnya adalah mengenal perbedaan antara negara maritim dengan negara kepulauan. Sebab banyak yang beranggapan bahwa negara maritim dengan negara kepulauan itu sama, faktanya kedua jenis negara ini sangatlah berbeda baik dari segi arti dan makna.
Negara maritim merupakan suatu negara dimana orientasi masyarakatnya menggantungkan hidupnya pada kegiatan hasil maritim (perdagangan hasil lautan). Jadi mereka memprioritaskan hasil dari kekayaan lautan sebagai sumber dari penghasilan utama. Misalkan pada negara Jepang, negara dengan tingkat kemaritiman yang sangat maju. Mereka memiliki salah satu angkatan laut terkuat di dunia dan memiliki peran besar dalam perdagangan internasional dan industri perkapalan. Sampai saat ini negara jepang masih dijuluki sebagai negara dengan tingkat kemaritiman yang tinggi. Sebab, negara Jepang merupakan suatu negara maju, maka tak heran Jepang bisa memanfaatkan bantuan teknologi dengan sebaik- baiknya dan memberikan manfaat yang membantunya dalam memproses dan memproduksi hasil laut dengan baik. Selanjutnya ada Negara di Eropa Utara ini memiliki sejarah maritim yang kaya. Norwegia dikenal karena sektor perikanan yang tinggi dan berkembang pesat.
Sedangkan, Negara kepulauan merupakan suatu negara dengan sebatas berbentuk kepulauan saja yang masyarakatnya tidak berpatokan pada hasil laut bisa saja dari hasil agraris. Contoh negara kepulauan misal Filipina, Papua Nugini, dll. Indonesia sendiri termaksud gabungan dari negara kepulauan dan negara maritim, sebab Indonesia berbentuk negara kepulauan yang berpisah -pisah dan dalam proses merangkak dalam bidang maritim namun, masih belum sebesar negara jepang dan Eropa.