NASIONALMenyalakan Lilin di Tengah Kota Industri: Ardiansyah Keliandan dan Asa Baru PMII...

Menyalakan Lilin di Tengah Kota Industri: Ardiansyah Keliandan dan Asa Baru PMII Mimika

Papua Upos.id – Di tengah geliat industri yang tak pernah tidur, secercah cahaya pergerakan mulai menyala dari sudut sebuah kampus di Kabupaten Mimika. Bukan dari pabrik atau tambang, melainkan dari ruang kelas dan diskusi mahasiswa di STIKIP Hermon Mimika.

Di sanalah, Ardiansyah Keliandan, pemuda 19 tahun asal Artafella, Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku, berdiri membawa obor perubahan lewat terbentuknya Komisariat Persiapan Mahbub Djunaidi, organisasi kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Komisariat ini bukan sekadar struktur organisasi. Ia adalah simbol dari mimpi-mimpi besar anak-anak muda Papua yang tak ingin hanya menjadi penonton dalam arus pembangunan. Juni 2025 menjadi momentum yang dinanti, saat pelantikan resmi komisariat pertama PMII di STIKIP Hermon akan digelar. Tapi bagi Ardiansyah, pelantikan itu lebih dari sekadar seremoni itu adalah awal dari perjuangan panjang membangun peradaban lewat pendidikan dan gerakan sosial.

“Ini bukan tentang saya, tapi tentang mimpi kolektif mahasiswa Mimika yang ingin menjadi bagian dari sejarah perubahan,” ujar Ardiansyah dengan mata yang menyiratkan keyakinan.

Kata dia, pihaknya tengah mempersiapkan Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru), sebuah agenda penting dalam sistem kaderisasi PMII yang akan digelar April hingga Mei. Ini menjadi langkah awal memperkuat fondasi intelektual dan spiritual kader-kader baru di Mimika.

Sebagai ketua komisariat perdana, Ardiansyah sadar bahwa perjalanan ini tidak mudah. Wilayah Mimika yang dikenal sebagai kawasan industri dan tambang terbesar di Indonesia belum sepenuhnya memiliki tradisi gerakan mahasiswa yang kuat. Di sinilah tantangannya. Tapi juga harapan.

“Sinergi dengan Pemerintah Daerah sangat kami harapkan. Kami ingin pelantikan nanti bukan hanya milik kami, tapi milik seluruh masyarakat Mimika. Sebuah simbol kebangkitan gerakan mahasiswa yang positif dan konstruktif,” tegasnya.

Alumni SMA Negeri 9 SBT secara khusus menyampaikan permohonan dukungan dari Bupati dan Wakil Bupati Mimika, Kesbangpol, hingga Kapolres, agar pelantikan berjalan dengan lancar dan bermakna. Sebab, menurut Ardiansyah, organisasi kader seperti PMII membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk bisa memberi dampak nyata di tengah masyarakat.

Lebih jauh, mahasiswa Pendidikan Jasmani ini memimpikan Mimika menjadi lebih dari sekadar pusat industri. Ia membayangkan kota ini berubah menjadi pusat studi dan pendidikan di Tanah Papua. Kota yang ramah terhadap mahasiswa, penuh ruang belajar, forum ilmiah, dan dinamika intelektual yang sehat.

“Kami ingin Mimika jadi Kota Studi. Tempat anak-anak muda dari seluruh pelosok datang untuk belajar, tumbuh, dan memberi kembali untuk tanah ini,” ucapnya penuh harap.

Mimpinya bukan utopia. Ia melihat potensi besar dalam keberadaan kampus-kampus lokal, lembaga kepemudaan, dan organisasi-organisasi seperti PMII untuk mendorong Mimika ke arah itu.

Keliandan juga menyebutkan pentingnya kolaborasi dengan OKP, OKPI, serta kelompok Cipayung Plus sebagai mitra strategis untuk menciptakan ruang-ruang diskusi, pelatihan kepemimpinan, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

Ardi sapaan akrabnya tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Ketua PMII Cabang Mimika, Abdullah Rahman Bugis, yang disebutnya sebagai “penggerak semangat”. Sosok yang telah membuka jalan bagi terbentuknya komisariat ini.

“Tanpa beliau, mungkin kami belum bisa menyatu dalam semangat perjuangan yang sama. Beliau mentor, kakak, sekaligus sahabat dalam jalan panjang ini,” ungkap Keliandan penuh apresiasi.

Dengan kehadiran Komisariat Mahbub Djunaidi di Mimika, PMII memperluas jangkauan kaderisasinya di Tanah Papua. Langkah ini bukan hanya memperluas jaringan, tetapi juga memperdalam misi PMII untuk turut membangun keadilan sosial dan peradaban di wilayah yang selama ini kerap terpinggirkan dari pusat perhatian nasional.

Akhirnya, mimpi besar selalu dimulai dari langkah kecil. Bagi Ardiansyah dan kawan-kawan, pelantikan Juni 2025 nanti bukanlah akhir, tapi titik tolak. Lilin kecil yang mereka nyalakan hari ini di kampus STIKIP Hermon suatu hari bisa menjadi mercusuar terang bagi Mimika bukan hanya sebagai kota industri, tetapi juga kota intelektual dan peradaban.**Red-UI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[tds_leads input_placeholder="Your email address" btn_horiz_align="content-horiz-center" pp_msg="SSd2ZSUyMHJlYWQlMjBhbmQlMjBhY2NlcHQlMjB0aGUlMjAlM0NhJTIwaHJlZiUzRCUyMiUyMyUyMiUzRVByaXZhY3klMjBQb2xpY3klM0MlMkZhJTNFLg==" pp_checkbox="yes" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLXRvcCI6IjMwIiwibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tdG9wIjoiMjAiLCJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMjAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" display="column" gap="eyJhbGwiOiIyMCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTAifQ==" f_msg_font_family="702" f_input_font_family="702" f_btn_font_family="702" f_pp_font_family="789" f_pp_font_size="eyJhbGwiOiIxNCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTIifQ==" f_btn_font_spacing="1" f_btn_font_weight="600" f_btn_font_size="eyJhbGwiOiIxNiIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxMyJ9" f_btn_font_transform="uppercase" btn_text="Subscribe Today" btn_bg="#000000" btn_padd="eyJhbGwiOiIxOCIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxNCJ9" input_padd="eyJhbGwiOiIxNSIsImxhbmRzY2FwZSI6IjEyIiwicG9ydHJhaXQiOiIxMCJ9" pp_check_color_a="#000000" f_pp_font_weight="500" pp_check_square="#000000" msg_composer="" pp_check_color="rgba(0,0,0,0.56)"]

Berita terkait

Berita Terbaru