Oleh: Dany Rahmat Muharram (Sekretaris Umum PW IPM SUL-SEL)
Upos.id, Sinjai, dengan keindahan alamnya dan warisan budaya Bugis yang kaya, merupakan tempat di mana tradisi dan modernitas berinteraksi. Namun, di balik pesona ini, tantangan besar dalam dunia politik mengintai: praktik politik uang. Ancaman ini bukan hanya menggerogoti kepercayaan masyarakat, tetapi juga mencederai nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bugis.
Dalam budaya Bugis, prinsip “siri'” atau harga diri menjadi pegangan penting. Masyarakat diajarkan untuk menghormati diri dan menjaga martabat. Nilai ini seharusnya menjadi dasar untuk menolak segala bentuk korupsi, termasuk Money Politics yang merugikan. Ketika uang dijadikan alat untuk membeli suara, maka kehormatan kita terancam, dan itu harus dihentikan.
Di tengah tantangan ini, konsep Panrita Kitta, menjadi sangat relevan. Sosok panrita kitta bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga teladan yang mengedepankan integritas dan kejujuran. Masyarakat Sinjai memiliki kesempatan untuk mendorong pencarian pemimpin yang sesuai dengan nilai ini, mengajak mereka untuk memilih bukan berdasarkan iming-iming materi, tetapi berdasarkan visi dan misi yang nyata.
Pendidikan politik berbasis budaya dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun kesadaran. Kegiatan seperti diskusi komunitas yang mengedepankan nilai-nilai Bugis akan membantu masyarakat memahami betapa pentingnya suara mereka. Masyarakat Sinjai dapat bersatu, menolak politik uang, dan menegaskan hak mereka untuk memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen pada kemajuan daerah.
Tokoh adat dan organisasi masyarakat memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan ini. Dengan menggandeng elemen-elemen lokal, Sinjai bisa menciptakan budaya politik yang bersih dan akuntabel. Dalam proses ini, suara masyarakat akan menjadi kekuatan yang dihargai dan diakui, mengukuhkan posisi Sinjai sebagai contoh daerah yang berani menolak praktik Politik Uang dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
Melalui kolaborasi dan komitmen, masyarakat Sinjai berpotensi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik lagi. Dengan memadukan tradisi dan prinsip-prinsip demokrasi, Sinjai tidak hanya melestarikan identitas budaya Bugis, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk generasi mendatang.