Upos.id, Bone- Sejak viral di media sosial, kerukunan Waria Kabupaten Bone Sulawesi Selatan sangat memperihatinkan ketika ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Untuk menyampaikan curhatan terkait tujuan komunitasnya dalam hal memperbanyak Waria di kabupaten Bone, waria tersebut juga menyampaikan bahwa dirinya sebagai Duta HIV/AIDS Kab. Bone di rujab bupati Bone pada minggu (4/6/2023).
Menanggapi hal tersebut Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Bone (PD IPM Kab. Bone), Muh. Fadhil Nuran menyampaikan sikap tegas PD IPM Bone bahwa dengan berkedok Duta HIV/AIDS kehadiran waria di kalangan Masyarakat tentunya akan mencederai kalangan pemuda dan pelajar Bone.
“Dengan berkedok Duta HIV/AIDS kehadiran waria di kalangan Masyarakat tentunya akan mencederai kalangan pemuda dan pelajar, konten yang di perlihatkan melalui sosial media memberikan kesan bahwa komunitas Waria diberikan ruang untuk berkembang”, tegas Fadhil yang juga putra asli Bone ini.
Selanjutnya Fadhil menyampaikan bahwa pemerintah daerah seharusnya memberikan sikap penolakan.
“Seharusnya pemerintah kabupaten Bone maupun Dinas Kesehatan memberikan sikap penolakan dengan adanya perkembangan waria untuk meminimalisir salah satu kekerasan seksual dan kecendrungan menjadi LGBT dan dapat merusak psikologis dikalangan pemuda dan pelajar Bone”, jelas Fadhil.
Hasil penelitian oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang telah mencatat pengaduan kasus kekerasan seksual terhadap generasi muda sebanyak 5000 kasus sepanjang tahun 2022. Menurut Fadhil memberi panggung kepada waria telah menunjukkan kemerosotan moral.
“Kemunculan waria yang diberi panggung oleh pemerintah daerah Bone tentu menunjukkan gambaran kemosorotan moral sebab mayoritas masyarakat menolak dengan adanya hal seperti ini, kita sebagai pelajar tentunya memberikan penolakan keras dan sangat mengecam pemerintah daerah serta seluruh koleganya dengan memberikan panggung terhadap aktivitas yang membawa kepada pemorosatan moral bagi generasi muda yang notabene sebagai pelanjut masa depan bangsa ini”, ungkap Fadhil.
Fadhil juga menyampaikan bahwa Bone akan kehilangan identitasnya sebagai kota beradat.
“Kontroversi Komunitas Kota beradat yang kehilangan identitas beradatnya diakibatkan adanya ruang yang diberikan kepada komunitas waria tersebut, hal ini menunjukkan nalar pemerintah telah mati di kab. Bone”, tegas Fadhil.
Fadhil mengajak seluruh aktivis pelajar untuk memberikan penolakan terhadap perkembangan waria di Kab. Bone.
“Sebagai Aktivis Pelajar Kabupaten Bone sudah menjadi tugas kita untuk memberikan sikap penolakan dengan keras terhadap perkembangan waria, untuk mencegah cederanya generasi muda”, tutup Fadhil.