Oleh: Ayu Andira (Penggiat Literasi)
Upos.id, Kehadiran perpustakaan umum kini menjadi jawaban dari minimnya minat baca generasi milenial dan generasi Z, di mana kita ketahui bersama bahwa di Sulawesi Selatan sendiri pada tahun 2023 kita menempati posisi ke 10 yaitu dengan presentase 68,20 %.
Ini memberikan gambaran bahwa sistem serta sarana dan prasarana suatu daerah sangat mempengaruhi minat baca masyarakat, seperti yang hari ini telah dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Gowa.
Keberadaan Perpustakaan Daerah dengan konsep yang menarik serta nyaman mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa dan masyarakat luas untuk datang mengunjungi perpustakaan, meski tak semua datang membaca buku. Namun, paling tidak sudah mampu meningkatkan kesadaran literasi masyarakat.
Seyogyanya di setiap daerah bahkan di setiap desa-desa kabupaten kota sudah harus mengakomodir keberadaan perpustakaan desa dan kecamatan. Sistem ini sebenarnya telah di atur dalam PERDA Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Perustakaan, namun yang sangat di sayangkan banyak desa-desa yang hanya menjadikan sistem tersebut sebagai hal yang bersifat simbolis. Ini dapat di lihat dari banyaknya perpustakaan desa yang tidak terawat bahkan ada yang buku-bukunya hanya di simpan di gudang.
Melihat kondisi ini, pemerintah haruslah proaktif untuk mengkroscek setiap perpustakaan desa yang telah terdata sehingga tidak terjadi penyalahgunaan sistem. Di sisi lain peran sosial media haruslah di gempurkan dalam mengsosialisasikan gerakan kembali ke perpustakaan.
Jika masyarakat sudah memiliki kesadaran penuh untuk belajar. Maka, tingkat anak-anak yang putus sekolah karena kurangnya kesadaran orang tua perihal pentingnya berpendidikan akan berkurang.
Maka dari itu mari bersama membangun lingkungan yang literat dan dekat dengan buku.