Para pegiat komunitas penerima dana Bantuan Pemerintah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek mengikuti pembekalan pada 27-30 Agustus 2024 di Jakarta
PANGKEP— Lokakarya penulisan kreatif untuk pegiat komunitas di Pangkep merupakan wadah yang mempertemukan pegiat antar komunitas dan jurnalis. Dalam lokakarya ini para pegiat komunitas akan belajar langsung dari jurnalis dalam proses penulisan rilis atau jurnalisme warga.
Dalam perkembangan jurnalisme sudah ada ruang bagi warga untuk turut menyalurkan informasi melalui perilisan informasi kegiatan dan juga jurnalisme warga. Sejumlah media pun sudah membuka peluang tersebut agar warga dapat menuliskan beritanya sendiri.
Namun, untuk mendorong kualitas penyajian rilisan informasi dan jurnalisme warga, perlu juga memahami konsep penulisan jurnalistik agar pemenuhan informasi sesuai konsep pemberitaan.
Selain lokakarya penulisan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membangun interaksi antar pegiat komunitas di Pangkep. Arman Pio yang kini bergiat di Komunitas Jalan Cerita (KJC) menuturkan satu peristiwa lampau yang terjadi di tahun 2016, di tahun itu pernah ada kegiatan Kamping Komunitas yang mempertemukan puluhan komunitas beragam latar untuk saling mengenal.
“Dulu ada Deklarasi Sumpang Bita yang ditandatangani bersama sebagai simbol untuk saling mendukung,” ucapnya melalui percakapan seluler.
Di tempat terpisah, Muh Ardi dari komunitas Pelita Pangkep, juga menuturkan sebuah upaya yang dulu ia lakukan mengenai ruang perjumpaan komunitas di Pangkep melalui program Bukber Komunitas. Ajang kopdar komunitas sekali setahun melalui buka bersama di bulan Ramadan.
“Senang sekali bisa mengumpulkan pegiat komunitas di Pangkep waktu itu, sayang program itu hanya berlangsung dua kali saja. Semoga Ramadan tahun depan bisa berlangsung lagi,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Menurut Syamsuria MZ, pegiat Pangkep Book Party (PBP) komunitas baru yang muncul di Pangkep mengatakan kegiatan yang dilakukan PBP masih dalam lingkup komunitas saja dan belum membangun kolaborasi.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan lokakarya ini, kami dari PBP bisa mengenal jaringan komunitas dan media sehingga ke depan memudahkan membangun kolaborasi,” ucapnya.
F Daus AR dari Rumah Saraung melihat perkembangan komunitas di Pangkep mengalami tumbuh kembang seiring keberadaan sumber daya yang menggerakkan tiap komunitas. Selain itu, akses jaringan komunitas tidak terhubung ke sejumlah pihak baik sesama komunitas atau ke kalangan jurnalis.
Badauni AP, jurnalis Terkini Pangkep yang dijumpai di salah satu warkop di Pangkep mengatakan kalau komunitas di Pangkep memosting kegiatannya di akun medsos masing-masing.
“Itu tidak keliru, tetapi perlu juga mulai membuka jaringan ke media. Kami ini para jurnalis perlu juga mendapat informasi langsung dari kawan-kawan komunitas. Apalagi sudah ada ruang jurnalisme warga,” bebernya.
Ditambahkan oleh Daus, pegiat komunitas yang dimaksud juga menyasar organisasi mahasiswa dalam lingkup BEM dan Himpunan, juga organisasi ekstra.
“Pengertian komunitas itu sifatnya generik, komunitas yang dimaksud ialah sebuah perkumpulan oleh warga dalam bentuk apa pun,” ucapnya.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Rumah Saraung yang didukung dana Bantuan Pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sasaran lokakarya ialah pegiat komunitas sebanyak 15 orang yang mewakili komunitasnya masing-masing. Waktu pendaftaranya sendiri terhitung sejak Selasa, (10/9) hingga Kamis, (19/9), sebagaimana yang tertuang dalam postingan instagram Rumah Saraung. Adapaun tautan pendafataran melalui https://bit.ly/LK-Komunitas.
Adapun jadwal pelaksanaan akan kembali diumumkan mengingat perlu penyesuaian jadwal dari Badan Bahasa.
“Saat ini komunitas pegiat literasi dari seluruh Indonesia yang mendapat dukungan dari Badan Bahasa terus membangun komunikasi mengenai jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan,” ujar Afdhal AB, Manager Program di Rumah Saraung.
