PolitikSang Dokter, Tokoh Politik dari tanah Mori

Sang Dokter, Tokoh Politik dari tanah Mori

Oleh: Fadli Dason (Peneliti Profetik Institute)

Tokoh Besar Sulawesi Tengah hingga Nasional

Capaian prestasi dan karya yang didapatkan Dokter Delis Julkarson Hehi selama memimpin Morowali Utara dapat menjadi investasi signifikan baginya untuk menjadi tokoh besar bagi Sulawesi Tengah bahkan bagi Nasional.

Karena capaian hasil kepemimpinan di Morowali Utara mampu membawa beliau menjadi sosok yang diperhitungkan kuat pada pesta demokrasi 2029 mendatang. Salah satunya prestasi di bidang kesehatan dan pendidikan yang telah lama menjadi isu global. Melihat geliat-geliat warganet yang mulai serius menggoreng-goreng kedua isu tersebut dalam kaitannya memilih pemimpin. Meskipun menimbulkan perdebatan namun faktanya makan siang gratis dari program Prabowo kebanyakan dipandang berkaitan dengan kesehatan. Masalah nasional kita yakni angka pengangguran yang tinggi tersebut menyebabkan kemiskinan yang berefek pada kesehatan-kurang gizi, stunting, busung lapar. Maka sangat memungkinkan kesehatan menjadi perhatian besar ditahun 2029 dan dibutuhkan pemimpin yang punya rekam jejak berprestasi di bidang tersebut.

Kesehatan adalah solusi jangka panjang, setiap orang mendambakan hal tersebut, perlahan orang akan menyadari bahwa memang sangat penting kesehatan itu dan dibutuhkan sosok yang punya pencapaian positif secara rekam jejak kepemimpinan di bidang kesehatan. Orang kaya bisa bosan kaya bila sakit-sakitan, orang yang kerja bisa bosan dengan pekerjaan, namun tidak ada orang yang bosan dengan kesehatannya !

Perhatian klimaksnya ditahun 2029 tersebut karena memang akan menjadi permasalahan serius. Dokter Delis Julkarson Hehi akan menjadi tokoh politik paling populer di bidang kesehatan di 2029 mendatang di Sulawesi Tengah karena legacy kepemimpinannya di Morowali Utara.

Dalam situasi Politik Setiap yang menimbulkan permasalahan di masa lampau yang menyita perhatian kita akan selalu meletus di masa mendatang dengan memilih pemimpin sebagai solusinya. Setiap masalah selalu ada titik puncaknya kemudian kita akan memilih pemimpin yang dianggap bisa memberi solusi sebagai solusinya. Blusukan ala Jokowi digunakan akibat permasalahan yang menyita perhatian masyarakat kala itu adalah dianggap berjaraknya pejabat dengan masyarakat. Perilaku elitis pejabat publik, anggota DPR, dan tercerminnya jurang menganga antara si kaya dan si miskin, maka solusi yang dibutuhkan adalah adanya pemimpin yang merakyat, merendah dan dianggap wong cilik serta mewakili semua lapisan masyarakat hingga masyarakat-masyarakat yang berada di sudut-sudut emperan, di tepi-tepi persimpangan, ketika Jokowi turun ke got, disitulah masyarakat langsung memantapkan pilihannya, dan terbukti pada tahun 2014 Jokowi terpilih sebagai Presiden RI.

Politik adalah permainan isu, mengelola strategi. Dalam arti politik sesungguhnya barangkali adalah sebuah seni kehidupan. Menghindari celah kesalahan agar damai hidup dan sejahtera, Aristoteles mengatakan politik adalah the good life. Barangkali, dari kata Politeia, yang sedikit berkaitan dengan konotasi warga negara. Karena manusia mesti hidup dalam satu negara maka barangkali politik itu adalah manusia itu sendiri sebagai subjek yang melekat pada negara, atau kewarganegaraan yang mesti melekat pada manusia.

Memahami manusia dari segala lini yang melingkupinya harus berdiri atas yang UNIVERSAL termasuk politik. Ketika manusia harus memaku prestasi maka sejarah akan menangkapnya dan mengarahkannya pada pemahaman manusia bila waktunya tiba. Ambil contoh Dokter Delis Julkarson Hehi yang telah menancapkan prestasi hebat dibidang kesehatan selama memimpin Morowali Utara, lihatlah bahwa pencapaian itu akan merasuki pemahaman manusia terlebih pemahaman itu akan berbenturan dengan perasaan keseharian. Disitulah pemahaman manusia akan berdiri kokoh ibarat keyakinan.

Mari memberikan satu contoh yang paling dikenal. Disamping ide dan gagasan mengenai DEMOKRASI yang telah ada semenjak zaman Yunani Kuno dan abad pertengahan, Abraham Lincoln satu-satunya tokoh politik yang menerapkan DEMOKRASI, ketika pencapaiannya ini terbukti diperlukan, hampir seluruhnya negara menerapkan DEMOKRASI.

Inilah sebuah maksud dari Insan Cipta. Katakanlah perjumpaan manusia dengan dirinya, perjumpaan manusia dengan TUJUAN HIDUPNYA, sebagaimana Maksud dari tujuan manusia diciptakan.

Masa depan berjalan melalui masa lalu. Ada capaian masa lalu yang akan jadi tontonan pada masa depan. Seorang kepala Daerah telah melekat padanya identitas sebagai seorang pemimpin. Sejarah akan menjaga identitas tersebut. Pertanggung jawaban seorang pemimpin terletak pada rakyatnya. Demokrasi mengizinkan rakyat membenahi pemimpinnya.

Barangkali segala makhluk yang berdemokrasi meski berlaku adil pada inangnya. Rakyat boleh membenahi namun mesti adil. Cacing pipih dapat membunuh inangnya karena cacing pipih tidak memahami Demokrasi, ia hanya tau merasuki kepala semut untuk memperoleh kepentingannya semata. Parasit apapun jenisnya bukan mahkluk Demokratis.

Dokter Delis Julkarson Hehi sebagai Tabib Nurani.

Identitas sang Dokter sebagai pemimpin Morowali Utara akan dikurung dalam sejarah, kapan pun ia ingin membukanya, segera sejarah akan memberikannya. Maka layak diduga bahwa Dokter Delis Julkarson Hehi akan menjadi Tokoh besar. Kebaikan di masa lalu akan bertabur tuai di masa depan. Bukan pekerjaan malaikat, tapi diri sang Dokter sendiri di masa lampau. Bila diberi keberkahan serta kesempatan hingga 2029. Kita akan menantikan Sang Dokter dengan segala kharismatiknya !

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[tds_leads input_placeholder="Your email address" btn_horiz_align="content-horiz-center" pp_msg="SSd2ZSUyMHJlYWQlMjBhbmQlMjBhY2NlcHQlMjB0aGUlMjAlM0NhJTIwaHJlZiUzRCUyMiUyMyUyMiUzRVByaXZhY3klMjBQb2xpY3klM0MlMkZhJTNFLg==" pp_checkbox="yes" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLXRvcCI6IjMwIiwibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tdG9wIjoiMjAiLCJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMjAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" display="column" gap="eyJhbGwiOiIyMCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTAifQ==" f_msg_font_family="702" f_input_font_family="702" f_btn_font_family="702" f_pp_font_family="789" f_pp_font_size="eyJhbGwiOiIxNCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTIifQ==" f_btn_font_spacing="1" f_btn_font_weight="600" f_btn_font_size="eyJhbGwiOiIxNiIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxMyJ9" f_btn_font_transform="uppercase" btn_text="Subscribe Today" btn_bg="#000000" btn_padd="eyJhbGwiOiIxOCIsImxhbmRzY2FwZSI6IjE0IiwicG9ydHJhaXQiOiIxNCJ9" input_padd="eyJhbGwiOiIxNSIsImxhbmRzY2FwZSI6IjEyIiwicG9ydHJhaXQiOiIxMCJ9" pp_check_color_a="#000000" f_pp_font_weight="500" pp_check_square="#000000" msg_composer="" pp_check_color="rgba(0,0,0,0.56)"]

Berita terkait

Berita Terbaru