Oleh: Vera (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unismuh Makassar)
Upos.id, Di tengah-tengah kesibukan Deng Nuntung sebagai penjual buah di kabupaten Gowa , ia tidak lupa dengan perannya sebagai kepala rumah tangga yang harus menghidupi keluarga kecilnya. Deng Nuntung berjualan sejak tahun 1985 sampai sekarang, di umurnya yang menginjak 55 tahun.
Ternyata selain berjualan buah-buahan dia juga memilik banyak usaha lain, ia punya lima cabang di Makassar bahkan juga punya usaha rujak. Penghasilan beliau dalam perhari bisa mencapai Rp.500.000-Rp.600.000 perhari, pasokan barangnya di impor langsung dari luar daerah mulai dari Bantaeng, Mamuju, Mamere, Takalar, dan Bulukumba, bukan main relasi bapaknya jika hal dagang.
“Bahwasannya jika berdagang jangan pass pass saja harus ambil bagitiganya karena jika ada hal hal yg rusak kita masih belum rugi tentang harga” ujar Deng Nuntung
Sebagai seorang pedangang tentunya dia memili pesain dengan pedagang lain di sekitarnya, tetapi dia memegang prinsip “kalau takut rugi jangan dagang” bicara soal perdangangan pasti tidak jauh dengan untung dan rugi, “kalau takut rugi jangan dagang lebih baik kerja kantor” ujarnya sambil tertawa.
Dalam setiap harinya beliau memulai aktivitasnya mulai pukul 07:00 WITA dan rehat sejenak untuk melaksanakan sholat dhuhur pada pukul 11:00 WITA dan akan kembali berdagang pada pukul 16:00 WITA, lokasi berjualan beliau terletak di Jl. Pasar Terong, Wajo Baru, Kec. Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Beliau memilih berdagang karena beranggapan bahwa dengan berdagang ia bisa memiliki penghasilan setiap harinya.
Daeng Nuntung memiliki prinsip bahwa sekecil apapun usaha itu jika kita pemiliknya kita tetaplah bos, tapi sebesar apapu gajinya jika masih bekerja pada orang lain kita tetaplah bawahan.
Harapannya kedepan ialah; ia mampu mengatur pengeluaran dan pemasukan dengan baik. Memiliki tabungan agar nanti jika sudah waktunya istirahat ia bisa menikmati hidup dengan tenang dan menunggu waktu dengan bahagia ujarnya dengan penuh keyakinan sambil tersenyum.