Oleh: Fadli Dason (Peneliti Profetik Institute)
PENDAHULUAN
Mengamati Alam persepsi Masyarakat Morowali Utara Melalui Penelitian.
Lembaga Survei dan Penelitian Profetik Institute melakukan tanggung jawab tugas yakni menyelami Morowali Utara hingga ke pelosok-pelosok desa guna menggali persepsi masyarakat. Tema-tema Penelitian terkait dengan Pilkada Kabupaten dan Pilkada Provinsi Sulteng, Money Politik, Listrik dan secara luas terkait pendapat masyarakat soal ekonomi, dan budaya.
Pengambilan sampling atau data terdiri dari 700 responden dengan sebaran wilayah sebanyak 122 desa dan 3 kelurahan, dengan margin of error 2,9 % yang menggunakan metode Multistage Random Sampling yang dilakukan pada bulan Juli 2024.
Dalam konteks tema Pilkada Morowali utara tentu dengan dasar etnografi dan geografi Morowali Utara. Karena alasan multikultural tersebut banyak anggapan bahwa Morowali Utara mesti dipimpin oleh representasi semua kalangan meskipun itu bukan aspek utama karena anggapan yang lebih penting adalah reputasi dan kedekatan kandidat terhadap masyarakat. Responden juga sering menilai kandidat dengan rekam jejak kepemimpinan kandidat. Dalam konteks Pilkada Sulawesi Tengah nampaknya menggambarkan secara umum persepsi masyarakat mengenai daerah ini sebelum dan sesudah pemekaran. Di sisi lain, persepsi masyarakat Morowali Utara juga cenderung berpihak kepada kandidat yang lebih mereka kenal. Satu hal bahwa masyarakat Morowali Utara dalam tinjauan politis masih mengingat daerah ini ketika masih bagian dari kabupaten Morowali. Jadi tema pilkada yang dilakukan profetik Institute punya sifat bahwa salah satunya mesti mendalam yakni pilkada Morowali Utara meskipun persoalan karakteristik kandidat tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara kriteria kandidat Morowali Utara dengan kandidat Sulawesi Tengah meskipun untuk Pilkada Sulawesi Tengah pertanyaan ke responden mesti dibatasi demi efektifitas dan efisiensi waktu.
Sementara tema Money Politik adalah isu yang melingkupi skala nasional yang menjadi problem juga di isu-isu lokal. Sementara listrik adalah isu lokal atau sebagian daerah turut menjadi problem terkait listrik namun dikhusukan lokal Morowali Utara meskipun perlu untuk diketahui bahwa listrik adalah tanggung jawab PLN. Money politik terjadi karena praktek bukan kebijakan sebagaimana PLN yang bertanggung jawab terhadap suatu daerah tertentu. Jadi, kurang lebih keempat tema penelitian yang dilakukan Profetik Institute dapat dirumuskan menjadi pertanyaan, Siapa yang layak menang di Pilkada ? solusi apa untuk mengurangi praktek Money Politik ? seperti apa sikap masyarakat terhadap isu listrik ?
Untuk membatasi ruang lingkup artikel ini penulis hanya akan mengulas dua aspek tema diatas yakni tema Pilkada Morowali Utara, dan Tema Listrik. Tema Pilkada Morowali Utara akan diberikan gambaran umumnya saja sementara tema listrik sebisanya akan dijelaskan dan dipaparkan penelitian yang dilakukan oleh Profetik Institute agar lebih eksplisit menyentuh judul artikel. Sementara pada penutupan akan berisi kesimpulan dan saran.
PEMBAHASAN
A. Menjajaki Persepsi terkait Pilkada Morowali Utara
Tema terkait pilkada yang dikhususkan untuk Kabupaten Morowali Utara sebagai penelitian yang diperuntukkan untuk menggali persepsi masyarakat terkait Pilihan kepala daerah yang memenuhi syarat di mata mereka. Indikator yang ingin digali terkait Pilkada Morowali Utara adalah pasangan kandidat yang dianggap merepresentasikan semua kalangan, rekam jejak kepemimpinan, reputasi, dan kedekatan terhadap masyarakat.
Penilaian masyarakat terkait pasangan yang dianggap merepresentasikan semua kalangan mencakupi pilihan masyarakat soal isu apakah Putera daerah bernilai signifikan untuk memimpin di daerahnya, atau bagaimana pendapat masyarakat soal Putera daerah ataukah bukan sebagai syarat di mata mereka. Kedua adalah penilaian masyarakat soal pasangan yang dianggap memiliki kesamaan di mata mereka seperti untuk calon Bupati mesti suku asli ataukah tidak mesti.
Sementara penilaian terkait rekam jejak kepemimpinan yakni mencoba mengenal sosok kandidat melalui pengalaman di masa lalu yang telah melahirkan evaluasi terhadap kepemimpinannya, misalnya apakah masyarakat puas atau tidak puas, apakah hasilnya baik atau buruk. Penilaian akan rekam jejak diperuntukkan sebagai indikator seberapa kenal kah responden atau masyarakat kepada kandidat dengan pendekatan yang historis sementara penilaian akan representasi semua kalangan diperuntukkan sebagai nilai karakteristik dan kelayakan bagi kandidat
Kemudian, penilaian reputasi adalah bagian dari penilaian rekam jejak kandidat namun dengan pendekatan kualitatif yang nanti akan berbentuk percaya atau tidak percaya, layak atau tidak layak, suka atau tidak suka, yang nantinya responden atau masyarakat memilih dan akan menjadi indikator penilaian terhadap reputasi kandidat.
Akhirnya, penilaian terkait dengan kedekatan terhadap masyarakat sebagai pertanyaan penting yang masuk dalam bagian dari karakteristik dan kelayakan kandidat sebagaimana yang pertama namun bukan bagian dari penilaian akan representasi semua kalangan, penilaian kedekatan kandidat dengan masyarakat juga bagian dari rekam jejak sekaligus penilaian reputasi yakni suka atau tidak suka.
B. Menempatkan satu sasaran yang tepat, hati-hati kapitalisasi isu !
Isu-isu lokal yang merupakan tanggung jawab perusahaan yang dibawahi oleh BUMN paling santer setidaknya ada dua, yakni terkait telekomunikasi dan listrik. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) adalah perusahaan yang menyediakan layanan telepon, internet, dan jaringan data. Kemudian ada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertanggung jawab menyediakan, mengelola, dan mendistribusikan listrik di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan Profetik Institute terkait listrik yang mencoba menggali persepsi masyarakat mengenai seringnya mati lampu menunjukkan
Sebesar 76,92% dari total 700 responden menjawab bahwa seringnya mati lampu merupakan tanggung jawab PLN. 18,52% melimpahkan tanggung jawab PLN kepada Bupati dan Wakil Bupati sementara 5,13% mengatakan itu tanggung jawab DPRD. Mayoritas mengetahui bahwa PLN bertanggung jawab menyediakan, mengelola dan mendistribusikan listrik di Indonesia. Sementara yang melimpahkan tanggung jawab PLN kepada Bupati dan Wakil Bupati kemungkinannya ada dua, pertama tahu namun tidak suka kepada Bupati dan Wakil Bupati yang bisa diartikan punya pilihan berbeda di Pilkada. Kedua, tahu namun tidak mengerti sampai dimana campur tangan pemerintah daerah bersama PLN. Kemudian yang mengatakan bahwa seringnya mati lampu adalah tanggung jawab DPRD adalah tidak tahu sama sekali. Maka sebenarnya bila ditotalkan hampir semua dari 700 responden tersebut mengetahui bahwa seringnya mati lampu adalah tanggung jawab PLN yakni sebesar 95,44% sementara 5,13% tidak tahu, angka sekecil itu yang sering terdengar kemudian selalu dipakai untuk mengkritik Bupati maka diduga bahwa adanya kapitalisasi isu yang sengaja digunakan untuk menyerang atas dasar ketidaksukaan nya kepada Bupati dan Wakil Bupati.
Kapitalisasi isu bagian dari penunggangan isu tertentu untuk menjatuhkan atau menyerang pertahanan seseorang seperti publik figur, orang berpengaruh, elite dan sebagainya. Dalam konteks Pilkada kapitalisasi isu dipakai untuk melemahkan kandidat dengan cara melempar masalah yang berkaitan dengan kandidat tersebut. Dalam konteks Pilkada Morowali Utara kapitalisasi isu yang paling jelas adalah masalah seringnya mati lampu dipakai untuk menyerang Bupati dan Wakil Bupati. Penyerangan Bupati dan Wakil Bupati pasti akan berdasar pada kinerja yang berkaitan pada pengelolaan, dan pemberian akses untuk kepentingan umum.
Seringnya mati lampu yang terjadi setidaknya punya beberapa penyebab seperti gangguan pada jaringan listrik utama, seperti kegagalan peralatan utama, sistem distribusi yang usang, atau insiden di gardu induk, gangguan dari luar, seperti bencana alam, seperti badai, banjir, atau gempa bumi, tindakan kriminal seperti pencurian kabel listrik, sambaran petir yang tidak langsung bisa mengakibatkan korsleting pada peralatan listrik dan pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik.
Namun setidaknya ada tiga faktor penyebab seringnya mati lampu di Morowali Utara, yang pertama adalah kerusakan mesin di PLTM Tomata, dimana PLN sendiri telah menegaskan bahwa ketersediaan daya listrik lebih dari cukup untuk melayani pelanggan. Yang kedua adalah karena adanya gangguan, Manager Unit Layanan Pelanggan – Mukhammad Sofyan angkat bicara terkait pemadaman listrik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang membuat masyarakat resah yakni karena “adanya gangguan dari alam, tidak ada unsur kesengajaan”. Yang ketiga bisa diakibatkan karena pembangunan tower transmisi yang terhenti.
Jadi secara garis besar telah ditemukan ketiga faktor penyebab seringnya lampu padam yakni, gangguan alam, kerusakan yang berdampak pada gangguan, dan kinerja pekerja PLN. Ketiga ini dapat di golongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Sekarang sangat terang penyebab padamnya listrik dan tentunya tidak punya kaitan dengan kepala daerah maka masyarakat mesti cerdas dan bijak menanggapi isu padam lampu ini dengan bijak untuk menghentikan kapitalisasi isu seringnya lampu padam. Kapitalisasi isu hanya berdampak pada pembodohan publik.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Sebagian besar masyarakat Morowali Utara paham bahwa persoalan listrik di bukan karena kekurangan daya, tapi karena faktor internal dan eksternal. Faktor Internal seperti kerusakan mesin PLTM di Tomata, dan terhentinya pembangunan tower transmisi (sarana dan prasarana yang tidak memadai). Faktornal eksternal seperti pohon tumbang dan gangguan alam lainnya.
Stop kapitalisasi isu terkait pemadaman listrik yang dipakai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang mereka pakai untuk kepentingan politik praktis dan keuntungan bagi dirinya sendiri. Karena hanya menimbulkan pembodohan publik dan merusak kualitas demokrasi.
Referensi
UPOS.ID
MATAKITA.CO
ROTARI.ID
INDONESIASATU.CO.ID
WEB.PLN.CO.ID