Oleh : FAJLURRAHMAN JURDI
Kita baru saja melewati tahun 2021. Tahun yang berlalu adalah tahun transisi, tahun dimana Pilkada berakhir pada penghujung tahun 2020, pandemik menurun tahun 2021 dan persiapan menuju tahapan Pemilu tahun 2022. Tahun yang baru berlalu adalah tahun transisional. Tahun dimana harapan dan peristiwa hukum, politik, ekonomi dan kesehatan terjadi berbarengan. Artinya ini adalah tahun ujian bagi demokrasi, apakah konsolidasi demokrasi dan kerangka penegakkan hukum berjalan ke titik yang sebenarnya ataukah berjalan mundur.
Beberapa catatan penting yang harus dicermati di tahun 2022 ini adalah sebagai berikut:
Pertama, tahapan Pemilu dimulai. Karena itu, mesin politik dimulai dipanasi, kompetisi dan kontestasi mengambil titik star. Tahun pemilu berarti tahun politik. Tahun politik disertai dengan gonjang-ganjing dan huru-hara, gesekan dan saling tuding. Maka tahun ini adalah tahun dimana kesabaran diperlukan, kehati-hatian dibutuhkan, serta sikap berbesar hati dikedepankan.
Kedua, masa jabatan sebagian besar kepala daerah berakhir. Berdasarkan data dari Ditjen Otda Kementerian Dalam Negeri, ada 7 Provinsi yang berakhir masa jabatan gubernur dan wakil gubernurnya,ada sejumlah 76 Kabupaten yang bupati dan wakil bupati berakhir masa jabatanya, serta ada 18 kota yang Walikota dan wakil walikotanya berakhir masa jabatannya. Sehingga total daerah yang berakhir masa jabatannya adalah 101 daerah. Berakhirnya masa jabatan ini cukup penting karena tidak ada Pilkada di tahun ini dan di tahun 2023. Artinya nanti hanya PJ yang menjabat dan seluruhnya dibawah kendali kementerian dalam negeri.
Ketiga, Konsolidasi dan massifikasi kerja-kerja politik partai intensitasnya akan tinggi. Terutama partai-partai baru yang dan partai yang tidak lolos PT. Meskipun tidak begitu besar efeknya, tetapi perlu berhati-hati. Karena pendaftaran parpol adalah mekanisme awal bagi mereka untuk ikut pemilu.
Keempat, Karenanya, tahun ini kemungkinan turbulensi politik bakal terjadi jika tidak dikelola dengan baik. Jika turbulensi politik terjadi, maka turbulensi hukum juga tak dapat dihindari. Kita akan menyaksikan bagaimana mekanisme hukum bekerja untuk menghunus lawan dan melindungi kawan politik. Setiap orang tetap harus berhati-hati, karena tahun politik ini manusia bisa menjadi monster bagi yang lainnya. Homo homini lupus.