Bulukumba, Upos.id – Sebuah film romansa remaja berlatar budaya lokal akan diproduksi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Film ini akan ditayangkan di media OTT Maxstream serta bioskop di Indonesia.
Film ini untuk sementara berjudul Once Upon A Time In Pinisi, menghadirkan aktor utama Jourdy Pranata yang berperan sebagai Marcello dan Adinda Thomas berperan sebagai Shelly.
Film yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, juga menghadirkan aktor pendukung Mathias Muchus, yang berperan sebagai ayah Shelly, serta beberapa aktor pendukung lainnya seperti Fitriah Lampasio, Luna Shabrina dan Guntur Triyoga.
Setiabudi Andi Cella Nurdin sebagai produser bersama beberapa rekannya menemui langsung Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf untuk menjelaskan rencana pembuatan film yang mengangkat budaya lokal Bulukumba, terutama Pinisi dan budaya Tanatoa Kajang.
Di film ini, kata Buddy Ace, sapaan akrab Setiabudi akan mengeksplorasi spot-spot wisata di Kabupaten Bulukumba, khususnya di Tanjung Bira dan tempat pembuatan perahu Pinisi.
“Alhamdulillah, orang nomor satu di Bulukumba sudah kasi izin, sudah kita Mappatabe. Insya Allah seluruh dunia mengamini karena Pinisi milik dunia,” kata Buddy Ace penuh semangat saat menemui Bupati Muchtar Ali Yusuf di sebuah warkop di kota Bulukumba, Jumat yang lalu.
Dikatakan bulan depan, pihaknya lanjut Buddy akan kembali ke Bulukumba untuk mempersiapkan produksi. “Terkait rencana produksinya kita dikasi target sama Maxtream anak perusahaan Telkom agar September paling cepat kita sudah harus tayang di bioskop,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Buddy menjelaskan bahwa casting film ini sebagian besar atau 50 persen dari anak-anak Bulukumba, 30 persen anak-anak Makassar dan 20 persen dari Jakarta.
“Paling banyak Bulukumba, termasuk di 50 persen itu ada pak Bupati Bulukumba,” terang Buddy.
Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf, mengapresiasi dan sangat mendukung rencana pembuatan film yang dibuat di Bulukumba dan mengangkat budaya lokal di Bulukumba yang dikenal dengan Butta Panrita Lopi. Ia juga menyarankan agar dalam judul film nanti bisa mempertimbangkan bahasa daerah. Tapi pada intinya film ini diharapkan dapat mengangkat citra Kabupaten Bulukumba.
“Tentunya dengan pembuatan film ini, ada feedback, bagaimana orang semakin mengenal Bulukumba dengan budayanya dan pesona alam Bulukumba, sehingga pariwisata kita juga semakin dikenal,” kata Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba.
Awalnya Andi Utta ditawari sama produser untuk menjadi Cameo di film ini sebagai Bupati Bulukumba, bersama Cameo lainnya seperti Kaka Slank dan Tara Basro.
Namun, karena Bupati Andi Utta mengaku punya pengalaman casting pada sebuah film di Jakarta sebagai punggawa ikan di pelabuhan, maka ia pun siap juga berperan di film ini.
“Di film ini, saya bisa memerankan pengusaha pembuat perahu, karena memang saya sering membuat perahu,” kata Andi Utta.
“Jadi Pak Bupati jadi bintang filmnya, tidak perlu jadi Cameo. Andi Utta langsung jadi pameran,” kata Buddy Ace menimpali pernyataan Andi Utta.
Sang Director Teddy Soeriaatmadja dalam testimoninya menyampaikan Pinisi adalah salah satu simbol bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pelaut, maritim, saya suka dan bersemangat untuk menyutradarai film ini.
Walaupun Pinisi adalah simbol kemaritiman Indonesia sejak lama, tetapi jarang sekali cerita yang meng-explorasi tentang hal ini. Maka ketika saya ditawari menyutradarainya, saya langsung bilang ya, apalagi, Bulukumba, tempat dimana Pinisi ini dibuat, adalah daerah yang juga sarat dengan daerah wisata yang eksotis mulai dari alamnya, pantai sampai dunia bawah lautnya.
Romansa yang dibangun dalam ceritanya juga mempertemukan 2 karakter yang unik, Travel Blogger dan Perawat. Dari profesinya saja terlihat, bahwa 2 karakter ini akan menciptakan konflik yang tidak biasa yang satu semau gue, sementara yang satu harus sangat memperhatikan orang lain.
“Saya yakin, dengan pengerjaan yang serius, film ini akan menampilkan adegan-adegan yang indah karena didukung oleh lokasi yang bagus dan bisa menampilkan symbol-symbol visual yang jarang dieksplorasi sebelumnya,” kata Teddy dalam testimoninya.
Sinopsis Film Once Upon A Time In Pinisi
Jakarta, Ello akhirnya berangkat juga ke Bulukumba, tempat dimana Pinisi aslinya dibuat, Ello harus dapetin sebanyak mungkin info tentang simbol Indonesia sebagai bangsa Pelaut itu banyak-banyak dan nggak diduluin sama travel blogger yang lain, dia bertekad harus duluan dan jadi nomor 1. Beberapa hari ke depan, ada Pinisi yang lepas docking, mau diluncurin..!, momen yang sangat jarang terjadi karena gak ada infonya.
Tanatoa Kajang, Bulukumba, Sementara Shelly, buat besok liburannya, udah pamit ke orang tuanya mau wisata dan udah ngajakin temen-temennya pergi ke Tanjung Bira, dimana banyak pantai yang indah sekalian bisa snorkeling nikmatin taman bawah laut yang indah.
Tanjung Bira, Bulukumba – Ello ternyata explorasi Tanjung Bira dulu sebelum ke tempat pembuatan Phinisi, dia udah
nyelam dan snorkeling bolak balik, buat audio ulasan dan foto-foto, merasa udah cukup, dia naik ke darat, nah pas dia sudah sampai darat, pas juga Shelly mau siap-siap nyemplung ke laut.
Awal kejadian dimulai, Ello yang jail bikin ulah, liat cewek cantik mau nyemplung ke laut, dia kluarin priwitan sama klakson handy yang dia bawa, ketika Shelly lagi jalan ke tebing dibunyiin deh dua-duanya kenceng-kenceng, Shelly kaget kepleset dan hampir tergelincir di tebing. Elo juga jadi kaget liat akibatnya, reflek, dia dorong Shelly supaya gak jatuh, tapi naasnya, justru dia yang jatuh ke tebing.!!, Ello luka-luka dikit, yang apes adalah, kakinya terkilir sampai gak bisa jalan.
Shelly yang aslinya memang berprofesi sebagai Perawat, intuisinya langsung mengatakan turun, bantu walaupun dia jail, makanya Shelly turun dan membantu Elo, dia trampil juga di air, karena dia memang anak nelayan, Bapaknya adalah pembuat Pinisi sekaligus Nelayan.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?, doakan semoga produksi film ini berjalan lancar dan sukses.(*)