Upos.id – Puluhan Masyarakat memenuhi halaman lapang di Pedukuhan atau DusunTetes, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Minggu (27/08/2023)
Pedukuhan Tetes memiliki tradisi bersih pedukuhan yang sampai saat ini tetap dilestarikan. Acara dimulai dengan bentuk rasa syukur kepada tuhan yang maha Agung. Acara dilaksanakan selama beberapa hari dimulai dengan bersih mata air, sungai atau belik kalinongko dan HO di jumat siang (25/08/2023), kemudian dilanjutkan dengan bersih makam dan lingkungan sekitar pedukuhan Tetes pada sabtu pagi (26/08/2023), dan di penghujung acara dilaksanakan pada hari minggu pagi yakni umbul dungo, kembul bujana, seni macapat, seni sloka, seni sholawat yang dimana di hadiri oleh Kepala Desa Sidoharjo Bapak Umari dan DPRD Kulon Progo Bapak Budi Hutomo Putro (27/08/2023).
“yang Namanya merti pedukuhan ya mungkin hanya yang muslim, mungkin hanya yang katholik, nah dengan adanya dana keistimewaan dan merti pedukuhan ini kan bisa menyatukan seperti yang ini kelihatan yang islam ya sholawatan islam, yang katholik sholawatan katholik. Dan mulai dari awal musyawarah sampai hari H tadi paling tidak ada beberapa fase tahapan yang harus dilalui dan itu juga melalui semacam ide atau pendapat karena untuk menyatukan itu susah. Sehingga dengan adanya merti pedukuhan ini bisa menerima misalnya islam juga katholik paling tidak toleransi. Yang jelas guyub rukun gotong royongnya”, ujar Budi Hutomo (DPRD Kulon Progo)
Dalam sambutanya, Bu Chritina Jumiati “bangga, senang.. semua warga masyarakat dapat bersama bersatu dalam satu kegiatan merti Padukuhan tanpa membedakan agama dan golongan. Dan tak lupa harapan Gotong royong, saling menghormati, terus terjalin diantara semua warga padukuhan Tetes. Rasa memiliki padukuhan Tetes terus terjaga sehingga warga dapat memberikan andil kepada padukuhan. Apapun bentuknya”.
Bapak Budi Hutomo juga menambahkan “merti dusun ini harapanya tidak mengandalkan dana dari pemerintah saja, tetapi juga swadaya dari warga, SEMAMPUNYA, tidak harus besar tetapi inti dari merti pedukuhan itu maknanya rasa toleransi dan rasa syukur itu kepada Allah”.(27/08/2023).