PendidikanDosen USN dan Unhas Bahas Bumdes Wisata di Desa Totobo Kolaka 

Dosen USN dan Unhas Bahas Bumdes Wisata di Desa Totobo Kolaka 

Upos.id, Kolaka – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka Desa Totobo menggelar seminar pelatihan. Kegiatan yang mengangkat tema “penguatan kapasitas BUMDes dalam mendorong peningkatan perekonomian desa”  diadakan di Aula kantor Desa Totobo, Kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka  (14/9/2022)

kegiatan ini menghadirkan narasumber yakni  Rahmat Hidayat, S. IP., M.Si (Dosen pendamping mahasiswa KKN Tematik Desa Totobo dan Dosen FISIP USN Kolaka) dan Rizal pauzi, S. Sos., M.Si (Penggiat Desa & Dosen Universitas Hasanuddin Makassar). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Totobo, Muslimin.

Koordinator KKN Desa Totobo, Abdul Djamil

mengatakan bahwa Kegiatan seminar pelatihan dengan tema bumdes dan desa wisata ini dilaksanakan setelah mahasiswa kami melakukan observasi awal di Desa Totobo. Kami menemukan bahwa BUMDes di Desa Totobo perlu untuk dilakukan penguatan dan pengembangan selain itu Kepala Desa Totobo bapak Muslimin mengatakan bahwa BUMDes di desa Totobo akan di lakukan revitalisasi, oleh karena itu seminar pelatihan ini di selenggarakan. 

Sementara itu, Rahmat Hidayat dalam pemaparannya menjelaskan bahwa untuk menuju desa Mandiri salah satu Instrumen adalah penguatan bumdes. Berhasi atau tidaknya bumdes sangat di pengatuhi oleh 3 faktor utama yaitu pertama bagaimna regulasi bumdes itu sendiri, kedua bagaimna dimensi kelembagaan bumdes yang harus diperkuat.

“Adapun langkah yang dapat ditempuh meliputi kegiatan menentukan struktur, kesadaran para pangurus bumdes dan sistem pengawasan khususnya  pengawasan partisipatif, dan yg ketiga faktor tata kelola yang harus berkesinambungan” jelas dosen USN ini.

Sementara itu, Rizal Pauzi dalam pemaparannya menjelaskan pentingnya perubahan midset tentang desa wisata. Dimana desa wisata itu bukan hanya satu spot, tetapi semua bagian dari desa itu adalah objek wisata. sehingga yang ditonjolkan bukan hanya keindahan alam, tapi juga budaya dan kreatifitasnya.

“Kita juga tidak boleh terjebak pada banyaknya kunjungan, tapi lebih pada kualitas kunjungan. Walaupun jumlah pengunjung banyak kalau hanya sekedar datang foto dan pergi itu tidak menghasilkan Pendapatan Asli Desa yang besar. berbeda dengan pengunjung yang datang menginap dan menikmati suasana desa tentu akan membuat perputaran ekonomi yang signifikan” jelas Dosen FISIP Unhas ini.

CEO Matakita.co ini menjelaskan, bahwa objek wisata itu harus populer, harus memiliki aksestabilitas yang mudah dijangkau serta melibatkan semua elemen masyarakat. itu yang perlu dilakukan Bumdes untuk mengembangkan wisata Mangrove di desa ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita Terbaru